Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minim Sosialisasi, Pialang Asuransi Belum Garap Bisnis Syariah

Minimnya sosialisasi dinilai menjadi problem bagi pialang atau broker asuransi untuk mengembangkan industri asuransi syariah.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis
Bisnis.com, JAKARTA - Minimnya sosialisasi dinilai menjadi problem bagi pialang atau broker asuransi untuk mengembangkan industri asuransi syariah.
 
Ketua Umum Asosiasi Perusahan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo) Harry Purwanto mengatakan industri asuransi syariah bagi pialang asuransi sebenarnya masih menjadi hal baru. Sumber daya manusia di perusahaan pialang asuransi yang khusus untuk menangani bisnis syariah masih sangat minim.
 
Oleh karena itu, jelasnya, broker asuransi membutuhkan sosialisasi lebih masif untuk mendukung pengembangan industri tersebut.
 
"Bisnis syariah kan masih relatif baru, di bawah 10 tahun. Jadi, belum tersosialisasi dengan baik. Kami mengapresiasi apa yang diselenggarakan Jasindo [PT Jasindo Syariah] ini," ungkapnya di sela-sela Workshop Asuransi Syariah bertajuk Sinergi Asuransi Syariah dan Pialang Asuransi dalam Meningkatkan Kontribusi pada Industri Keuangan Indonesia, Rabu (21/3/2018).
 
Harry menjelaskan sebenarnya layanan broker bagi asuransi baik konvensional maupun syariah tidak jauh berbeda, sebagai perwakilan yang membawa hak-hak nasabah. Namun, dia mengakui metode asuransi syariah cukup berbeda, sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang memahami industri tersebut.
 
Pialang yang terlibat dalam bisnis asuransi syariah ini pun masih sangat terbatas.
 
"Untuk broker ini masih baru, belum banyak pemain. Paling dari 166 broker direct belum sampai 10 yang main di syariah," ungkapnya.
 
Harry menilai sejauh ini pun bisnis asuransi syariah yang dijalankan pialang asuransi masih sangat kecil. Kendati begitu, dia mengatakan potensi asuransi syariah bagi pialang sangat besar ke depan.
 
Menurutnya, potensi tersebut dapat tersentuh bila para pialang sudah mulai memahami bisnis tersebut.
 
"Masih bisa banyak berkembang lah nanti. Sukuk saja, Indonesia yang terbesar di dunia dan itu saja belum tersentuh kan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Anggi Oktarinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper