Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank MNC Internasional Tbk. Benny Purnomo mengajukan pengunduran diri dari bank milik taipan Hary Tanoesoedibjo.
Pengumuman pengunduran diri Benny Purnomo dan Eko Supriyanto disampaikan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Operasional dan Teknologi Bank MNC Widiatama Bunarto menyebutkan surat pengunduran diri diterima oleh manajemen pada 23 Mei 2018.
“Pengunduran diri Benny Purnomo sebagai presiden direktur perseroan akan efektif sejak diputuskan dalam RUPS [rapat umum pemegang saham]," ujar Widiatama dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada Senin (28/5).
Saat dikonfirmasi Benny Purnomo membenarkan pengunduran dirinya dari Bank MNC. “Saya sepertinya tidak lanjut di MNC Bank. Mau istirahat dulu. Tapi resminya masih nunggu hasil RUPS 31 Mei 2018," tutur Benny kepada Bisnis, Selasa (29/5).
Dia menyatakan bahwa tidak ada persoalan yang menerpanya sehingga harus mundur. Menurutnya, pengunduran diri tersebut merupakan hal yang biasa sebagai seorang bankir profesional.
Selama menjabat sebagai pimpinan di Bank MNC, dia mengklaim telah menjalankan kinerja dan dedikasi terbaiknya. Bahkan, lanjutnya, saat terakhir, hingga memutuskan mundur, kondisi kinerja perseroan dalam kondisi terbaik.
"Saya meninggalkan Bank MNC pada kondisi terbaik selama sejarah bank ini," ujarnya.
Benny menerangkan bahwa fase foundation building di Bank MNC saat ini sudah selesai. Menurutnya sekarang ini infrastruktur sudah siap dan hampir seluruh permasalahan dengan kredit bank lama juga sudah diselesaikan.
"Kalau diibaratkan mengelola tumbuhan, saya tukang membersihkan lahan dan menanam benih. Setelah tumbuh tanamannya, saya pindah," katanya.
Namun ketika ditanyakan lebih jauh bakal pindah ke institusi lain yang mana, Benny masih enggan menjawabnya dengan gamblang. "Belum tahu. Doakan yang terbaik ya. Masih mau menikmati istirahat dulu," ujarnya.
Bank MNC sempat mencatatkan kerugian bersih setelah pajak sebesar Rp685 miliar sepanjang tahun buku 2017, merosot jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya Rp9,3 miliar. Kerugian itu disebabkan oleh lonjakan pencadangan untuk kredit bermasalah.
Bahkan, modal inti sempat merosot di bawah Rp1 triliun menjadi Rp937,8 miliar. Padahal, pada tahun sebelumnya modal inti mencapai Rp1,59 triliun. Namun, selanjutnya pemegang saham menyuntikkan modal tambahan hingga kini di atas Rp1 triliun.
Pada 3 bulan pertama tahun ini kinerja Bank MNC mulai membaik dengan mencatatkan laba operasional sebesar Rp126,6 miliar atau meningkat 295% (year on year).
Pembalikan pencadangan menjadi kontributor utama kenaikan pendapatan sebesar Rp70,204 miliar, diikuti pendapatan provisi dan komisi dari transaksi selain kredit Rp23,750 miliar dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp87,755 miliar.
Adapun rasio kredit bermasalah secara gross turun dari akhir 2017 sebesar 7,23% menjadi 5,76% per 31 Maret 2018. Selain itu, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional turun dari semula 121,51% menjadi 69,39%.