Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan suku bunga acuan yang di luar konsensus ekonom sebesar 50 basis poin menjadi 5,25% diputuskan guna menjaga daya saing pasar keuangan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kenaikan 50 basis poin tersebut akan membuat pasar keuangan di dalam negeri menarik bagi investor asing.
Pasalnya, real interest rate akan terjaga di level 1,75% dengan perkiraan inflasi 3,5%.
"1,75% akan menjadi fixed income pasar keuangan menarik dibanding negara lain itu memikat bagi investor luar negeri," kata Perry, Jumat (29/6).
Menurut Perry, investor asing tentu akan membandingkan real interest rate pasar surat utang (fixed income) tiap negara.
Dia yakin dengan kenaikan sebesar 50 bps akan mengundang suplai dolar.
Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara menambahkan defisit transaksi berjalan tahun ini sebesar 2,3-2,4% membutuhkan pembiayaan sebesar US$25 miliar.
"Artinya Indonesia harus berkompetisi menarik modal PMA dan portofolio," ungkap Mirza.
Tentu saja, PMA yang diharapkan adalah PMA yang berorientasi ekspor. Untuk investasi portofolio, Indonesia juga perlu menjaga real investment rate karena fund manager pasti akan membandingkan dengan suku bunga negara lain.