Sudah bukan rahasia lagi bahwa masyarakat memerlukan investasi untuk dapat mengimbangi kenaikan harga akibat adanya inflasi. Akan tetapi, masih rendahnya jumlah investor (saham) di Indonesia, yaitu kurang dari 1% penduduk Indonesia, menunjukkan kurangnya kesadaran, pengetahuan, maupun akses akan investasi.
Pola Pikir Lama Tentang Menabung
Dari zaman dahulu, kita selalu dianjurkan untuk menabung. Tidak ada yang salah dari kegiatan menabung, karena dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan di masa depan. Akan tetapi, menabung lebih cocok untuk kebutuhan jangka pendek. Lalu mengapa menabung tidak cocok untuk kebutuhan jangka panjang?
Adanya inflasi dengan tingkat rata-rata sekitar 4% per tahun menyebabkan menabung tidaklah cocok untuk mengantisipasi kebutuhan jangka panjang. Bunga tabungan rata-rata hanya sekitar 1%-2%, dan bunga deposito pun hanya sekitar 5%-6%. Apabila kita perhitungkan pemotongan pajak bunga dan juga biaya administrasi, maka tentunya menabung tidak tepat untuk mengatasi inflasi.
Yang berbahaya adalah ketika sebagian besar masyarakat belum menyadari hal ini. Pola pikir lama juga masih berpengaruh besar terhadap kecenderungan untuk menabung dibandingkan investasi. Ditambah lagi “stereotype” mengenai investasi yang dianggap mahal, sulit, dan sangat berisiko kehilangan uang.
Perlunya Belajar Investasi
Ketakutan akan risiko investasi biasanya diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan akan investasi itu sendiri. Seperti kata pepatah “People fear what they don’t understand”. Salah satu cara untuk mengatasi ketakutan ini adalah dengan belajar investasi.
Investor yang berpengalaman dan ahli seperti Warren Buffet pun menyadari hal ini dan terkenal dengan kata-katanya “Risk comes from not knowing what you are doing”. Buffet pun awalnya tidak memiliki pengetahuan akan investasi sama sekali. Dengan belajar investasi saat dia sekolah di Columbia Business School, dia menjadi lebih paham mengenai cara berinvestasi dan tentunya mengurangi ketakutan akan investasi.
Dalam dunia investasi, salah satu faktor yang paling penting adalah waktu. Semakin panjang waktu investasi semakin besar pula potensi imbal hasil yang akan kita dapatkan. Sebagai contoh, apabila kita mulai investasi untuk persiapan dana pensiun dari umur 20 tahun tentunya berbeda dengan jika kita mulai investasi di umur 40 tahun. Dengan mulai di umur 20 tahun, kita punya waktu sekitar 36 tahun sampai pensiun, sedangkan jika baru dimulai di umur 50 tahun, kita hanya punya waktu 16 tahun sampai pensiun.
Cara Belajar Investasi
Dalam belajar investasi, sebaiknya kita memulai dari pemahaman awal mengenai istilah investasi, risiko investasi, maupun konsep-konsep dasar investasi. Dengan memiliki dasar ini, diharapkan kita bisa menghindari potensi kerugian dari investasi. Hal ini bisa didapatkan dari studi literatur ataupun dari mentor/teman/keluarga yang sudah berpengalaman.
Langkah berikutnya adalah mencoba berinvestasi langsung. Tidak ada guru yang lebih baik dari pengalaman. Tentunya kita harus memilih jenis investasi apa yang cocok untuk kita belajar investasi. Dua aspek yang bisa dilihat saat memilih investasi adalah tingkat pemahaman dan biaya minimal untuk memulai investasi tersebut.
Peer to Peer Lending atau sering disebut P2P Lending bisa menjadi jawaban untuk memulai belajar investasi. Akseleran sebagai salah satu platform P2P Lending di Indonesia menawarkan investasi dengan biaya mulai dari Rp. 100,000 saja. Tentunya ini biaya yang sangat terjangkau dan bisa menurunkan tingkat risiko apabila kita masih belajar investasi.
Konsep P2P Lending sendiripun sangat sederhana, yaitu pinjam-meminjam uang secara online. Konsep pinjam meminjam uang tentunya sudah lekat di masyarakat Indonesia. Dengan lebih memahami investasi yang akan dipelajari tentunya kita akan bisa lebih mengukur risiko investasinya.
Mulai Belajar Investasi Dengan P2P Lending
Jika Anda ingin mencoba layanan P2P Lending baik untuk meminjam dana usaha maupun mulai berinvestasi, cukup masuk ke website Akseleran dan mendaftar untuk mendapat user login.
Untuk calon investor baru, silahkan menggunakan kode referral BISNISCOM100 untuk mendapatkan saldo promo Rp. 100,000 langsung di akun. Saldo ini tidak dapat ditarik sebelum diinvestasikan terlebih dahulu.
Jangan khawatir dengan keamanannya, karena platform P2P Lending Akseleran sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga sesuai regulasi yang berlaku. Akseleran juga menggunakan agunan di lebih dari 98% nilai portfolio pinjamannya. Keamanan ini membuat Akseleran dipercaya lebih dari 15,000 pengguna dan telah menyalurkan dana pinjaman usaha sekitar Rp. 66 Milyar sampai dengan akhir Juni 2018, 9 bulan setelah diluncurkan.