Bisnis.com, JAKARTA – PT BRI Agroniaga Tbk. akan menerbitkan saham Penawaran Umum Terbatas (PUT) VIII pada 18—24 September 2018. Perseroan berharap kepemilikan saham oleh publik akan naik.
Struktur kepemilikan saham BRI Agro saat ini dikuasai oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dengan mengendalikan 86,9%, Dana Pensiunan Perkebunan sebesar 5,68%, saham ritel 2,38% dan saham institusi sebesar 2,43%.
Setelah proses PUT VIII rampung, BRI dipastikan tetap menjadi pemegang saham mayoritas. Dana Pensiunan Perkebunan juga masih berkomitmen.
“BRI mengharapkan kepemilikan publik itu di atas 10%, sehingga saham menjadi lebih likuid,” kata Direktur Pengendalian Risiko Kredit dan Pendanaan BRI Agro Ebenezer Girsang usai pemaparan kinerja dalam Investor Summit 2018, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Dia melanjutkan, dalam aksi korporasi tersebut, BRI Agro akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham atau sekitar 27% saham baru dari jumlah saham yang ditempatkan perseroan.
Perseroan menargetkan dana sebesar Rp2 triliun, apabila setiap lembar saham seharga Rp400 terserap seluruhnya. Rencana penambahan modal ini sejalan dengan target rights issue yang masuk ke dalam rencana bisnis bank (RBB) 2018.
Sampai dengan semester I/2018 modal inti perseroan tercatat Rp3,13 triliun atau 98,47% dari target pertumbuhan. Dengan demikian PUT VIII akan membuat BRI Agro naik kelas menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) III.
Adapun proses PUT VIII saat ini telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan per 30 Agustus 2018. Pada 12 September 2018, BRI Agro akan melakukan recording date yang berhak atas hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Pencatatan di bursa dan periode perdagangan akan berlangsung pada 14—24 September 2018. Kemudian penjatahan saham dan penyampaian hasil audit kepada OJK akan dilakukan pada 25 September 2018 dan 24 Oktober 2018.