Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menargetkan pertumbuhan kredit korporasi, terutama yang mengarah ke sektor infrastruktur dan manufaktur.
Direktur Korporasi BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan bahwa sampai dengan Oktober 2018, pertumbuhan kredit korporasi sudah mencapai 18% secara tahunan. Secara keseluruhan, sampai dengan akhir tahun pertumbuhan diproyeksikan akan mencapai 15%.
Dia menyatakan bahwa sektor infrastruktur dan manufaktur diprediksi masih akan tumbuh baik sampai dengan akhir tahun. Kedua sektor tersebut, lanjutnya, juga diproyeksikan menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit korporasi BNI pada 2019.
“Pertumbuhan kredit masih disokong oleh segmen korporasi ke sektor infrastruktur dan manufaktur,” katanya kepada Bisnis, Selasa (20/11/2018).
Sementara itu, dia mengatakan bahwa perseroan juga akan menjaga kualitas aset kredit korporasi dengan secara selektif menaikkan suku bunga kredit. Perseroan tidak akan melakukan penyesuaian suku bunga kredit pada sektor industri yang dinilai sedang rentan.
Dia menyampaikan, industri seperti perkebunan dan pengolahan kelapa sawit misalnya relatif akan dihindarkan dari kenaikan suku bunga oleh perseroan. Putrama menuturkan, sektor industri tersebut sedang mengalami kesulitan akibat turunnya harga komoditas.
“Sektor atau bidang usahanya lebih menjadi penentu [kenaikan suku bunga kredit], misal saat ini harga CPO [crude palm oil] per ton turun, tentunya bukan saat yang pas untuk menaikkan suku bunga kredit di industri sawit,” ungkapnya.
Sampai dengan September 2018, penyaluran kredit emiten perbankan berkode saham BBNI tersebut mencapai Rp487,04 triliun, tumbuh 15,6% secara tahunan. Adapun kredit korporasi swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masing-masing meningkat 14,4% dan 24,9% secara tahunan.
Sementara itu berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI) perseroan tercatat sebesar Rp257,27 triliun dan Rp123,76 triliun. Keduanya mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 19,0% dan 11,6% secara tahunan.
Untuk mendukung ekspansi kredit, sampai dengan kuartal III/2018, BNI mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp548,59 triliun, tumbuh 14,2% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp480,53 triliun.