Bisnis.com, JAKARTA - Pendanaan dari indusri keuangan nonbank dalam negeri kepada pelaku industri modal ventura meningkat sebesar 207,83% secara tahunan hingga Oktober 2018.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang statistik lembaga pembiayaan hingga Oktober 2018 menunjukkan, nilai total utang atau pinjaman jangka panjang sektor modal ventura mencapai Rp3,76 triliun, meningkat 30,16% secara year on year.
Utang sektor modal ventura dari industri keuangan nonbank dalam negeri tercatat senilai Rp982 miliar, tumbuh 207,83% dibandingakn periode yang sama 2017 senilai Rp319 miliar.
Sementara dari industri keuangan nonbank luar negeri masih mendominasi dengan nilai Rp1,12 triliun atau meningkat 23,16% secara yoy. Secara total utang dari industri keuangan non bank senilai Rp2,10 triliun atau meningkat 71,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan utang dari sektor nonbank juga seiring dengan meningkatnya sumber dana dari perbankan, yakni tercatat Rp790 miliar atau meningkat 25,79% secara tahunan.
Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R. Sirait mengatakan, sebagian besar pelaku modal ventura lebih mengandalkan pendanaan dari nonbank terutama investor. Hal itu sebagai alternatif sumber pendanaan dari perbankan yang lebih ketat dalam hal seleksi risiko.
"Venture capital terutama yang digital lebih mengandalkan sumber dana dari para investor baik dalam maupun luar negeri. Perbankan sudah tentu mempunyai aturan yang rigid dalam melihat faktor risiko, sehingga venture capital pun harus kreatif mencari sumber dana lain," kata Jefri kepada Bisnis.com, Senin (17/12/2018).
Terlebih bagi perusahaan modal ventura yang menjalankan investasi dengan jenis penyertaan saham dengan tingkat risiko yang tinggi, tidak menjadi prioritas bagi perbankan untuk menyalurkan pendanaan.
Sementara itu, dari sisi kinerja penyertaan modal, industri modal ventura mendulang pertumbuhan sebesar 19,99%. Penyertaan modal ventura per Oktober 2018 tercatat senilai Rp8,13 triliun. Sedangkan aset tumbuh 5,58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp11,40%.