Kewirausahaan Sosial Melalui Komunitas Siswa Wirausaha

Kewirausahaan sosial menjadi bentuk usaha yang saat ini menjadi pilihan beberapa orang.

Kewirausahaan sosial menjadi bentuk usaha yang saat ini menjadi pilihan beberapa orang. Usaha yang dijalankan tidak hanya memikirkan keuntungan tetapi memikirkan bagaimana membangun dan mengembangkan komunitas di dalamnya agar lebih berdaya. Kewirausahaan sosial haruslah memperhatikan permasalahan sosial di masyarakat dan bagaimana melalui usaha yang dijalankan haruslah memberikan solusi atas permasalahan tersebut.

Susi Sukaesih (33) asal Bekasi menginisiasi berdirinya pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Ginus Itaco (dulu bernama SMK Itaco) di Lapangan Bekasi Tengah, Margahayu, Bekasi Timur. Berdiri sejak 2012, PKBM ini dikhususkan untuk siswa pra sejahtera dengan program kejar paket A dan paket B. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menambah penghasilan anak didiknya, Susi harus berpikir keras hingga tercetuslah ide membentuk komunitas siswa wirausaha pada 2013, di mana sebagian anak didiknya dibekali keterampilan wirausaha seperti menjahit dan desain grafis.

“Saat ini kami memberikan biaya bulanan untuk anak didik dari program orang tua asuh. Namun masih terdapat kesulitan dalam membayar ujian nasional (UN). Komunitas siswa wirausaha diharapkan bisa menambah penghasilan anak didik untuk membayar UN karena biayanya yang lumayan besar,” ujarnya.

Berbekal beberapa komputer sumbangan sejumlah pihak, komunitas siswa wirausaha saat ini menerima jasa sablon kaos, jasa desain, jasa printing mug, dan pin. Jumlah siswa yang terdaftar dalam mengikuti kegiatan di Siswa Wirausaha berjumlah 15 orang. Setiap anak didik yang ikut dalam membuat pesanan konsumen menerima upah sebesar Rp 15.000,- sampai dengan Rp 30.000,-/item. Saat ini metode pemasaran terhadap produk Siswa Wirausaha menggunakan media digital melalui media sosial dan situs web.

Pengurus komunitas siswa wirausaha ini terdiri dari tiga orang, yaitu Susi sendiri sebagai pemasaran dan manajemen, serta dua alumni lulusan SMK Itaco sebagai kepala produksi dan admin. Ibu satu anak ini juga aktif memasarkan produknya kepada pemerintah, perusahaan, dan ibu-ibu sekitar rumahnya.

Saat ini omzet komunitas siswa wirausaha dalam sebulan mencapai Rp. 13 juta. Saat mendapat pesanan dalam jumlah banyak omzet bisa mencapai Rp. 20 juta.

Menurut ibu muda ini tantangan terbesar dalam usahanya adalah memperoleh dukungan untuk mensosialisasikan pengembangan program serta mencarikan dukungan dana untuk kegiatan dan pengembangan Siswa Wirausaha. Susi menyadari banyak hidup yang bergantung kepada dirinya oleh karena itu ia harus berpikir keras bagaimana Siswa Wirausaha ini dapat terus berjalan.

Untuk mendapatkan dukungan, salah satu usaha yang Susi lakukan adalah dengan memberikan proposal ke sejumlah instansi. Ia pun bersyukur banyak yang mendukung kegiatan ini. Salah satunya dengan cara memberikan dukungan berupa mesin jahit untuk membantu siswa wirausaha. Dengan adanya mesin jahit pada tahun 2015 Siswa Wirausaha memfokuskan diri pada jasa konveksi tas dan souvenir. 

Ia berharap ke depannya banyak siswa yang tergabung dalam PKBM dan Siswa Wirausaha, serta banyaknya keterlibatan aktif masyarakat, pemerintah, swasta dalam memperjuangkan pendidikan yang layak bagi masyarakat pra sejahtera.

 

Kewirausahaan Sosial Melalui Komunitas Siswa Wirausaha

Kegigihan Menjalankan Usaha di Apresiasi Citi Microentrepreneurship Awards

Atas kegigihannya dalam mengembangkan komunitas siswa wirausaha, Susi pun meraih penghargaan apresiasi untuk pengusaha dengan kategori penghargaan Best Woman Citi Microentrepreneurship Awards 2017-2018. Susi yang juga mejadi wakil dari Bank Perkreditan Rakyat Lestari Jawa Barat ini sebelumnya mendaftar sebagai pengusaha mikro dengan kategori usaha Arts and Creative Design.

Atas prestasinya Susi mendapatkan hadiah berupa uang tunai, laptop, smartphone, serta pelatihan dan pendampingan secara intensif di lokasi usahanya. Manfaat yang Susi rasakan setelah mendapatkan mentoring intensif adalah ia bisa melakukan diversifikasi produk, dari yang sebelumnya hanya menjual aksesoris dan tas, sekarang usahanya telah merambah juga ke pakaian.

Saat ini Citi Indonesia (Citibank N.A., Indonesia) bersama dengan Mercy Corps Indonesia telah membuka pendaftaran untuk Citi Microentrepreneurship Awards 2018-2019. Pendaftaran dibuka hingga 31 Desember 2018. Para pengusaha bisa segera melakukan pendaftaran secara online melalui www.cmaindonesia.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper