Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIsyariah), salah satu anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., menghasilkan perombakan pengurus perseroan.
Berdasarkan keterangan resmi yang dikutip Bisnis pada Sabtu (28/12/2018), RUPSLB diselenggarakan pada Jumat (28/12/2018) di Jakarta. Pada kesempatan tersebut, 84,35% pemegang saham menyetujui agenda utama yaitu perubahan susunan pengurus perseroan.
RUPSLB dihadiri direksi dan komisaris PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI selaku pemegang saham pengendali, direktur dan komisaris dari perusahaan anak BRI lainnya, serta para pemegang saham BRI Syariah.
“Menghadapi 2019, kami berkeyakinan untuk tetap dapat tumbuh dan berkembang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” tutur Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso dalam keterangan resmi.
Lebih lanjut, perusahaan menyatakan bahwa BRI Syariah akan semakin bersinergi dalam hal bisnis, jaringan kantor, dan sumber daya insani (SDI) dengan perusahaan induk yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. serta meningkatkan komunikasi dengan para investor lainnya.
Dengan RUPSLB ini, susunan pengurus PT Bank BRIsyariah Tbk per 28 Desember 2018 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Hermanto Siregar
Komisaris : Komaruddin Hidayat
Komisaris : Fahmi Subandi
Komisaris : Eko Suwardi
Direksi
Direktur Utama : Moch. Hadi Santoso
Direktur : Wildan
Direktur : Agus Katon Eko S
Direktur : Kokok Alun Akbar
Dewan Pengawas Syariah
Ketua : KH. Didin Hafidhuddin
Anggota : M. Gunawan Yasni
Setelah resmi berhasil mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BRIS pada 9 Mei 2018, BRI Syariah terus memperlihatkan peningkatan kinerja.
Aset, pembiayaan, penghimpunan dana, serta indikator kinerja memperlihatkan tren positif. Total aset posisi November 2018 naik 14,90% menjadi Rp36,24 triliun dari posisi sebelumnya pada akhir 2017 sebesar Rp31,54 triliun.
Fungsi intermediasi BRI Syariah tetap berjalan baik di tengah makro ekonomi yang masih belum pulih. Penyaluran dana melalui pembiayaan tumbuh 12,08% atau meningkat dari Rp19,01 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp21,31 triliun di November 2018.
Sementara itu, di tengah likuiditas yang masih ketat dan tengah dialami perbankan nasional, BRI Syariah terus berhasil melakukan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Hingga November 2018, penghimpunan DPK mencapai Rp27,95 triliun atau meningkat 6,22% dari posisi akhir 2017 sebesar Rp26,31 triliun.
BRI Syariah berhasil membukukan laba bersih per November 2018 sebesar Rp123,25 miliar atau meningkat 21,93% dari Rp101,09 miliar pada akhir 2017.