Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank DKI memantau kondisi politik dan ekonomi menjelang pemilihan presiden untuk mementukan waktu yang pas guna merealisasikan rencana melantai di Bursa Efek Indonesia.
Bank DKI menargetkan dapat melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada tahun ini. Hal ini sejalan denga rencana bisnis bank yang sudah dituliskan sejak 2017.
“Kepastian waktunya, kami masih akan melihat perkembangan pasar dan kondisi Pemilu pada April mendatang,” ujar Direktur Keuangan Bank DKI Sigit Prastowo, saat ditemui dalam Silaturahmi Tahun Baru 2019 di Bank Indonesia, Rabu (2/1/2019).
Sigit mengatakan, perseroan telah menujuk tiga perusahaan sekuritas yakni Mandiri Sekuritas, RHB Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas sebagai penjamin emisi untuk merealisasikan rencana aksi korporasi tersebut.
Adapun besaran saham yang akan dilepas dan target pengumpulan dana nantinya, menurut Sigit, masih dalam tahap pembicaraan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD.
"Kalau konteks kebutuhan pendanaan sebenarnya CAR kami masih cukup per September 27%. IPO lebih pada meningkatkan GCG [Good Corporate Government] kalau terbuka kan lebih baik. Jadi bukan karena desakan kebutuhan permodalan," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pemerintah provinsi, sebagai pemegang saham Bank DKI, saat ini juga terus mendorong agar bank segera melantai di bursa. Menurutnya, dengan menjadi perusahaan terbuka maka fungsi Bank DKI sebagai salah satu fasilitator pembangunan wilayah Jakarta akan lebih maksimal. Tak hanya itu, saat ini menurut Anies banyak sekali pendanaan kegiatan di Jakarta yang justru dibiayai oleh bank lain.
"Bank DKI harus bisa memainkan peran lebih besar, itu artinya porsi Pemprov untuk Bank DKI juga akan kami perbesar, tata kelola akan kami perbaiki, dan harapannya bisa lebih cepat IPO," ujarnya.