Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beban Dana Naik, Bank Artha Graha Pacu Dana Murah

PT Bank Artha Graha International Tbk. akan memfokuskan penggalangan dana murah untuk menyiasati kenaikan suku bunga dana. Hal itu sejalan dengan kenaikan target penyaluran kredit pada tahun ini.
Ilustrasi karyawan Bank Artha Graha menawarkan produk/http://bag.interaksi.web.id
Ilustrasi karyawan Bank Artha Graha menawarkan produk/http://bag.interaksi.web.id

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Artha Graha International Tbk. akan memfokuskan penggalangan dana murah untuk menyiasati kenaikan suku bunga dana. Hal itu sejalan dengan kenaikan target penyaluran kredit pada tahun ini.

Direktur PT Bank Artha Graha International Tbk. Anas Latief mengatakan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) ditargetkan tumbuh sekitar 10% - 12%. Salah satu strategi yang akan dilakukan perseroan, yakni mendorong dana murah atau current account saving account (CASA). 

Menurutnya, upaya tersebut dilakukan manajemen untuk menekan peningkatan biaya dana sehingga kenaikan bunga simpanan tidak berdampak terhadap penyesuaian bunga kredit secara signifikan.

"Strategi meningkatkan DPK akan sama saja seperti bank-bank lain. Sepanjang penghimpunan dana murah, tabungan, dan giro bagus, kami tidak perlu banyak mengerek suku bunga meski suku bunga acuan diproyeksi masih akan naik tahun ini," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Meskipun demikian, sepanjang tahun lalu bank yang memiliki kode saham INPC ini telah melakukan penyesuaian suku bunga pada rentang 25 basis points (bps) sampai dengan 100 bps.

Sembari memacu penghimpunan DPK, Anas menyampaikan bahwa perseroan juga menargetkan angka yang sama untuk penyaluran kredit pada tahun ini, yakni kisaran 12%. Angka itu, lanjutnya, jika terealisasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang mencapai 10%.

Dengan demikian, menurut Anas, rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) akan dijaga pada rentang 87% - 90% tidak jauh beda dengan perolehan pada tahun lalu.

Sementara itu, dalam mencapai target penyaluran kredit bank milik taipan Tomy Winata itu menyiapkan salah satu cara, yakni aktif mengikuti program pemerintah, baik pada segmen produksi melalui Kredit Usaha Rakyat atau KUR dan segmen konsumsi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Anas menyampaikan, pada tahun ini penyaluran KUR di Artha Graha dipastikan meningkat dari tahun lalu yang sebesar Rp700 miliar. Adapun untuk FLPP, tahun ini perseroan berharap dapat menyalurkan untuk 5.000 unit rumah atau naik dari tahun lalu 3.900 unit rumah.

Dia mengklaim, porsi pembiayaan Artha Graha masih didominasi oleh segmen produksi dengan persentase sekitar 80%. Artinya, hanya 20% yang dialokasikan pada segmen konsumsi.

Adapun, dari laporan keuangan perseroan per September 2018, Artha Graha mencatatkan penurunan laba 40% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp46 miliar dibandingkan dengan Rp77 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan laba Bank Artha Graha disebabkan oleh penyusutan pendapatan bunga bersih sebesar 2,2% yoy menjadi Rp841 miliar dari periode sebelumnya sebesar Rp860 miliar. Selain itu, biaya operasional naik 1,6% yoy menjadi Rp775 miliar dari periode sama 2017 sebanyak Rp763 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper