Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI Perkirakan Pemenuhan Standar Akuntansi Gerus CAR Sampai 40 bps

PT Bank BNI (Persero) Tbk. bersiap memenuhi ketentuan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang berlaku mulai tahun depan. Ketentuan tersebut diproyeksikan akan menekan rasio permodalan perseroan.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta memaparkan Laporan Kinerja BNI 2018 di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./ANTARA-Reno Esnir
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta memaparkan Laporan Kinerja BNI 2018 di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./ANTARA-Reno Esnir

Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank BNI (Persero) Tbk. bersiap memenuhi ketentuan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang berlaku mulai tahun depan.

Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan bahwa aturan baru tersebut akan berdampak terhadap rasio kewajiban pemilikan modal minimum (KPMM) perseroan pada tahun depan. Berdasarkan perhitungan awal, rasio tersebut akan berkurang 20 bps—40 bps.

“Berdasarkan perhitungan awal kami, IFRS [International Financial Reporting Standards] 9 itu akan menurunkan CAR [Capital Adequacy Ratio] kurang lebih range-nya ya antara 20 bps sampai 40 bps. Tapi itu perhitungan awal,” katanya di Jakarta, Rabu (23/1).

Dengan perkiraan dampak dari PSAK 71, dia memperkirakan CAR perseroan akan berada pada kisaran 17%—19% pada tahun ini. Adapun, pada 2018, rasio kecukupan modal minimum tersebut mencapai 18,5%.

Di sisi lain, dia mengatakan bahwa level CAR tersebut juga masih cukup untuk menunjang ekspansi tahun ini dan tahun depan. Dengan perhitungan implementasi IFRS 9, dia memperkirakan CAR BNI akan berada di kisaran 15,8%—16%.

“Rasanya [CAR kami] masih cukup untuk rencana ekspansi. Sampai dengan 2020, dengan asumsi ekspansi 15%—16%, dengan DPOR [Dividen Payout Ratio] kurang lebih seperti tahun lalu di 20%—30%, CAR kami di 2020, masih di angka 15,8%—16%, sudah memperhitungkan implementasi IFRS 9,” jelasnya.

Di sisi lain dia mengatakan bahwa perseroan juga mengambil langkah konservatif dalam membentuk pencadangan. Hal itu terlihat dari coverage ratio atau rasio pencadangan yang meningkat dari 148% pada akhir tahun lalu menjadi 152,9%.

Hal itu juga menjadi penyebab pertumbuhan laba tahun ini, sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini laba bersih perseroan tumbuh 10,3% secara tahunan, sedangkan pada 2017, laba bersih tumbuh 20,1%

“Artinya, kami lebih konservatif untuk siapkan buffer, sekarang kalau coverage ratio disamakan dengan tahun lalu pasti profit kami tumbuh lebih tinggi kan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper