Bisnis.com, JAKARTA — Perbankan syariah memasang target yang cukup optimistis jika dibandingkan dengan bank konvensional. Meskipun target pertumbuhan bisnis pada tahun ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan kinerja pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT BCA Syariah John Kosasih menyampaikan bahwa pada tahun ini perseroan menargetkan akan mencapai pertumbuhan pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sekitar 12%—15%.
“Tahun ini, kami memperhatikan perkembangan baik domestik maupun global. Oleh karena itu, strategi pertumbuhan BCAS [BCA Syariah] tetap tumbuh secara berkualitas. Target kami antara 12% sampai dengan 15%. baik pembiayaan maupun DPK,” jelasnya kepada Bisnis, pekan ini.
Menurutnya, fokus perseroan pada tahun ini adalah peningkatan layanan, khususnya pengembangan digital berkolaborasi dengan induk, PT Bank Central Asia Tbk. Dia menambahkan, perseroan tidak akan merilis produk pembiayaan atau pendanaan baru pada tahun ini.
“Kalau produk secara umum sama, yang akan kami dorong adalah layanan, e-channels dan digital payments berkolaborasi dengan BCA. Kerja sama dengan induk tentu akan terus kami tingkatkan menjajaki layanan syariah atau office channeling,” katanya.
Namun demikian, target yang dipasang BCA Syariah pada tahun ini tercatat lebih rendah daripada realisasi pada akhir tahun lalu. Pada 2018, perseroan mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 16,91% secara tahunan, sedangkan pendanaan tumbuh 16,25% .
Sementara itu, Sharia Banking Director PT Bank CIMB Niaga Tbk. Pandji P Djajanegara mengatakan bahwa pada tahun ini unit usaha syariah (UUS) perseroan menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp35 triliun.
Angka tersebut meningkat 30% dari penyaluran pembiayaan sepanjang tahun lalu sebesar Rp26,5 triliun.
Alhasil, perseroan membutuhkan hingga Rp8,5 triliun lagi untuk mendanain rencana ekspansi tersebut.
“Untuk itu, kami berencana menerbitkan sukuk lagi dengan target sekitar Rp1 triliun pada semester II/2019 nanti,” katanya kepada Bisnis, Minggu (10/2/2019).
Pandji menilai, katalis pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu yang mayoritas berasal dari korporasi, khususnya segmen infrastuktur dan konsumer pada pembiayaan hunian.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan sebelumnya juga mengapresiasi kinerja gemilang dari UUS perseroan. Bahkan, dia mengklaim bank dengan kode saham BNGA itu sudah mampu menjadi unit usaha syariah terbesar di Indonesia sejak tahun lalu. “Kinerja UUS kami sangat baik pembiayaannya menyumbang 50% - 60% dengan NPL [non- performing loan] di bawah 1%. Jadi ke depan pengembangannya masih akan menjadi fokus kami,” ujar Tigor.
Sementara itu, bank konvensional pada tahun ini menargetkan kredit tumbuh sekitar 12%.