Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CIMB Niaga Syariah Jaga NPF KPR Tahun Ini

Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. akan menjaga NPF bermasalah penyaluran KPR Syariah di bawah 2% sepanjang tahun ini. Maka dari itu, UUS akan menyalurkan pembiayaan kepada debitur dengan profil risiko yang rendah.
CIMB Niaga Syariah
CIMB Niaga Syariah
Bisnis.com, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk.  akan menjaga NPF bermasalah penyaluran KPR Syariah di bawah 2% sepanjang tahun ini. Maka dari itu, UUS akan menyalurkan pembiayaan kepada debitur dengan profil risiko yang rendah.
 
Head of Syariah Sales & Distribution Bank CIMB Niaga Diah Rchma Pramaiswari mengatakan UUS akan memperhatikan kecukupan provisi untuk masing-masing akun. Adapun, lanjutnya, perseroan akan mengambil debitur dari existing market dari induk yang sudah menjadi nasabah setidaknya 3 tahun untuk debitur komersial.
 
"Sehingga sudah diketahui profil risiko dan integritasnya. Untuk [debitur] korporasi, kami mengambul yang punya ratin A. Walaupun debitur baru, kami ambil," ujarnya kepada Binis belum lama.
 
Diah menambahkan UUS akan melanjutkan program "Ayo Hijrahkan KPR Anda ke CIMB Niaga Syariah" pada tahun ini untuk menumbuhkan portofolio pembiayaan KPR Syariah. Dalam program tersebut, ujarnya, perseroan dapat menawarkan uang muka bagi debitur rumah pertama hingga 10% dari harga rumah dengan tenor maksimum 25 tahun.
 
Selain itu, Diah berujar margin yang dikenakan adalah margin tetap sebesar 6,75% untuk 3 tahun pertama. Sementara itu, menurutnya, program KPR Syariah tersebut menawarkan dana tambahan dan bebas angsuran tinggi.
 
Diah menugutarakan pada program tersebut perseroan akan menggunakan akad musyarakah mutanaqisah (MMQ) denga tenor maksimum 30 tahun.
 
Diah menyampaikan pada tahun lalu UUS dapat menyalurkan KPR Syariah senilai Rp3 triliun atau tumbuh 60,34% menjadi Rp8,6 triliun. Pada tahun ini, katanya, UUS kembali menargetkan akan menyalurkan pembiayaan sejumlah Rp3 triliun.
 
Hal tersebut, menurutnya, didasari oleh daya beli masyarakat yang mulai berkurang seiring dengan banyaknya pasokan properti yang masih banyak. Alhasil, Diah memaparkan bahwa pelaku industri berlimba-lomba memberikan harga yang murah yang dibarengi dengan hadiah mengingat lasunya pasar KPR.
 
"[Menurut] tren yang akan kena terlebih dahulu adalah [penyaluran pembiayaan ke sektor] SME [small and medium enterpirse] dan mortgage [KPR]," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper