Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA Syariah Disuntik Modal

BCA Syariah menantikan tambahan modal dari induk usaha untuk mendukung ekspansi pembiayaan pada tahun ini.
Nasabah saat melakukan transaksi di salah satu kantor Bank BCA Syariah yang ada di Jakarta. (Bisnis/Nurul Hidayat)
Nasabah saat melakukan transaksi di salah satu kantor Bank BCA Syariah yang ada di Jakarta. (Bisnis/Nurul Hidayat)

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BCA Syariah menantikan tambahan modal dari induk usaha untuk mendukung ekspansi pembiayaan pada tahun ini.

Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih mengatakan bahwa tambahan modal dibutuhkan untuk menjaga agar rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) tetap berada di atas 20%.

Sepanjang tahun lalu, rasio CAR BCA Syariah susut dari posisi 29,39% pada 2017 menjadi 24,27%. Tanpa tambahan modal dari induk usaha, rasi kecukupan modal perseroan bisa menyusut ke level 17% karena tergerus oleh kebutuhan modal untuk mendukung ekspansi pembiayaan pada tahun ini.

“Dengan adanya rencana ekspansi ke depan, kami butuh tambahan modal. Jumlahnya ini belum diputuskan," ujarnya, Kamis (28/2/2019).

Pada tahun ini, BCA Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan akan mencapai kisaran 10%—15%. Target tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pembiayaan pada tahun lalu yang tumbuh 16,91% secara tahunan menjadi Rp4,9 triliun dari Rp4,1 triliun. 

. Tahun lalu, lanjutnya, Perseroan mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 16,91% menjadi Rp4,9 triliun dari Rp4,1 triliun.  

Menurut John, perlambatan laju pembiayaan secara umum terjadi di industri perbankan syariah. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh rasio pembiayaan terhadap dana atau finance to deposit ratio (FDR) nasional yang semakin ketat.  

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat FDR perbankan nasional berada di level 94,78% pada akhir tahun lalu atau naik 5,68% dibandingkan tahun sebelumnya. Maka dari itu, menurutnya perseroan memiliki ruang ekspansi yang kecil atau sekitar 6% pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper