Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukopin Lunasi Obligasi Senilai Rp1,53 Triliun

PT Bank Bukopin Tbk. melunasi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2012 senilai total Rp1,53 triliun, Rabu (6/3/2019).
Karyawati melayani nasabah, di kantor Cabang Bank Bukopin di Jakarta/JIBI-Abdullah Azzam
Karyawati melayani nasabah, di kantor Cabang Bank Bukopin di Jakarta/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Bukopin Tbk. melunasi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2012 senilai total Rp1,53 triliun, Rabu (6/3/2019).

Direktur Keuangan & Perencanaan Bukopin M. Rachmat Kaimuddin mengatakan

total dana tersebut terdiri dari obligasi tercatat senilai Rp1,5 triliun dan bunga gross obligasi senilai Rp34,68 juta.

“Pembayaran bunga dan pokok obligasi dibayarkan kepada investor melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (6/3/2019).

Obligasi subordinasi sebesar Rp1,5 triliun tersebut diterbitkan dan dicatatkan oleh

perseroan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 Maret 2012 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun dan berjangka waktu 7 tahun.

Pembayaran pertama bunga obligasi telah dilakukan perseroan sejak 6 Juni 2012 dan

pembayaran ke-28 yang merupakan pembayaran terakhir bunga obligasi jatuh pada 6 Maret 2019.

Rachmat menjelaskan Penerbitan Obligasi Subordinasi I Bank Bukopin merupakan satu instrumen surat berharga yang ditawarkan perseroan.

Selain Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012, perseroan juga telah menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin yang terbit dalam 2 tahap dan akan jatuh tempo pada tahun 2020 dan 2024.

Sementara itu Bukopin juga hendak menerbitkan surat berharga lain dalam bentuk obligasi. Rachmat memperkirakan surat utang itu akan masuk ke pasar pada kuartal III/2019 dengan nilai sekitar Rp1 triliun hingga Rp2 triliun.

Seluruh dana non konvensional ini akan digunakan untuk menopang rencana ekspansi dan memperkuat likuiditas.

Tahun ini, bank yang belum lama disuntik modal oleh Kookmin Bank ini memprediksi pertumbuhan kredit pada kisaran 8% hingga 9%. Segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan konsumsi akan menjadi fokus perusahaan.

Rachmat melanjutkan bahwa nilai yang disebutkan tersebut masih tentatif. Perusahaan akan memantau kondisi pasar pasca Pemilihan Umum atau setelah 17 April 2019.

Menurutnya iklim investasi akan sejalan dengan iklim politik. “Penilaian kami pasar harusnya kondusif, tetapi karena ini tahun politik, banyak investor wain and see,” jelasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper