Bisnis.com, JAKARTA - PT Wijaya Karya Tbk. bakal membangun 3.950 unit rumah subsidi di Aljazair. Proyek pembangunan tersebut diyakini dapat menekan defisit neraca dagang Indonesia dengan negara tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Aljazair merupakan salah satu mitra dagang Indonesia yang selalu mencatatkan defisit perdagangan.
Pengerjaan proyek rumah subsidi yang dilakukan PT Wijaya Karya Tbk. dapat menekan angka defisit neraca dagang melalui ekspor jasa.
"Aljazair adalah negara pengekspor migas yang cukup penting di dunia, sementara kita mengimpor dari sana. Dengan adanya kegiatan ekspor jasa kontruksi ini, kita dapat mengurangi defisit transaksi perdagangan Indonesia dengan Aljazair," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
Berdasar data Kementerian Perdagangan, Indonesia mencatatkan defisit neraca dagang senilai US$172 juta dengan Aljazair. Nilai tersebut diperoleh dari selisih atas ekspor senilai US$199 juta dan impor senilai US$372 juta.
Dirinya mengatakan pemerintah memberikan dukungan kepada pelaku usaha yang berdaya saing internasional untuk mendorong kinerja ekspor jasa. Salah satunya termasuk dengan memberikan pembiayaan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEl).
Baca Juga
"Ini salah satu bentuk pembiayaan yang disebut dengan National Interest Account. Suatu misi untuk melalukan peningkatan kapasitas dari perekonomian dan industri kita untuk bisa menembus pasar internasional," ujarnya.
Sebelumnya, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEl) sebagai special mission vehicle yang bernaung di bawah Kementerian Keuangan memberikan pembiayaan senilai Rp187,7 miliar kepada PT Wijaya Karya Tbk. untuk mengerjakan proyek pembangunan 3.950 unit rumah subsidi di Aljazair.
Dana tersebut akan dipergunakan perseroan untuk membangun sebanyak 1.700 unit rumah bersubsidi di Baraki dan El-Harrach. Di samping itu, perseroan juga akan menggarap pembangunan 2.250 unit perumahan subsidi di Ain Defla dan Khemis Miliana. Total nilai keseluruhan proyek tersebut mencapai US$100 juta dolar.