Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Teknologi Prudential Melambung

Bisnis.com, JAKARTA – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) tingkatkan investasi di bidang teknologi informasi hingga 100% untuk mendorong pelayanan digital. Investasi tersebut dinilai memengaruhi turunnya laba korporasi hingga double digit.
Petugas Customer Care Prudential Indonesia memberikan layanan konsultasi kepada nasabah di Prudential Tower, Jakarta, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Petugas Customer Care Prudential Indonesia memberikan layanan konsultasi kepada nasabah di Prudential Tower, Jakarta, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) tingkatkan investasi di bidang teknologi informasi hingga 100% untuk mendorong pelayanan digital.

Investasi tersebut dinilai memengaruhi turunnya laba korporasi hingga double digit.

Hal tersebut disampaikan Direktur Prudential Indonesia Nicholas Oliver Holder dalam acara Media Briefing Prudential Achievement in 2018 di Jakarta, Senin (01/03/2019).

Dalam acara tersebut Prudential memaparkan capaian kinerja pada 2018 sebelum laporan keuangan audited diterbitkan.

Berdasarkan laporan keuangan (unaudited), Prudential Indonesia membukukan total laba komprehensif pada 2018 senilai Rp4,63 triliun. Jumlah tersebut menurun 15,02% dibandingkan dengan 2017 senilai Rp5,45 triliun.

Menurut Nicholas, penurunan tersebut didorong oleh investasi perusahaan dalam bidang teknologi, yakni pengembangan aplikasi PRUforce.

Aplikasi tersebut dikembangkan sebagai platform pelatihan online untuk tenaga pemasar serta untuk mempercepat proses polis nasabah dan agen.

"Penurunan [laba komprehensif] ada pada investasi return, salah satu perubahan terbesar adalah polis [selesai] dalam 3 menit, sebelumnya memerlukan waktu berminggu-minggu. Kami berinvestasi besar dalam teknologi informasi yaitu aplikasi PRUforce," ujar Nicholas, Senin (01/03/2019).

Dia menjelaskan nilai investasi dalam bidang teknologi informasi pada 2018 meningkat 100% dibandingkan dengan 2017, meskipun tidak menyebutkan dengan rinci jumlahnya.

Nicholas pun menyampaikan investasi akan berlanjut pada tahun ini dan nilainya akan kembali tumbuh 100% dibandingkan 2018.

Nicholas menyampaikan investasi teknologi informasi penting untuk didorong karena dapat meningkatkan pelayanan bagi nasabah.

Selain itu, teknologi dinilai sebagai alat mendorong pertumbuhan asuransi jiwa dalam jangka panjang.

Sejalan dengan Nicholas, Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal menjelaskan investasi teknologi merupakan perkembangan terkini dari industri asuransi secara global.

Dia menjelaskan, berdasarkan survey Deloitte, sekitar 87% perusahaan asuransi secara global menilai pengembangan teknologi adalah suatu keharusan.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 13% perusahaan asuransi merasa pengembangan teknologi adalah sesuatu yang krusial. Adapun, dari seluruh perusahaan yang menjadi responden, 36% merupakan perusahaan asuransi jiwa.

TAHUN YANG MENANTANG

Nicholas menjelaskan 2018 merupakan tahun yang penuh tantang bagi industri asuransi jiwa, yang didorong oleh faktor perekonomian global yang memengaruhi perekonomian di dalam negeri.

Dalam paparan Nicholas, total pendapatan premi Prudential Indonesia pada 2018 tercatat senilai Rp25,4 triliun, menurun 5,22% dibandingkan total pendapatan premi tahun sebelumnya senilai Rp26,8 triliun.

Klaim yang dibayarkan perusahaan pada 2018 tercatat tidak berubah dibandingkan dengan 2017, yakni senilai Rp12,3 triliun.

Prudential Indonesia membukukan total aset Rp78,9 triliun pada 2018, jumlah tersebut menurun 3,3% dibandngkan dengan total aset pada 2017 senilai Rp81,6 triliun.

Total aset investasi pun tercatat menurun 1,77% pada 2018 senilai Rp72,1 triliun, sebelumnya, pada 2017 total aset investasi mencapai Rp73,4 triliun.

Hasil investasi Prudential Indonesia pun merosot menjadi Rp0,8 triliun pada 2018. Sebelumnya, pada 2017 hasil investasi mencapai Rp11,0 triliun.

Nicholas menjelaskan, hasil investasi tersebut merupakan angka mark to market, fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada 2018 menurutnya berdampak pada kinerja investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper