Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Ganesha Tbk. memilih melakukan konsolidasi secara internal sebelum memacu bisnis pada tahun depan. Perusahaan hendak menata ulang portofolio kredit dengan mengurangi porsi penyaluran kepada perusahaan multifinance.
“Rencana 2019, kredit ke multifinance kami turunkan dan alihkan ke SME [small medium enterprise/usaha kecil menengah],” kata Direktur Utama Bank Ganesha Lisawati seusai Public Expose di Jakarta, pekan lalu.
Lisawati menjelaskan, sebelumnya kontribusi perusahaan multifinance terhadap kredit sebesar 30%. Tanpa menyebutkan angka, dia mengklaim komposisi sudah jauh berkurang.
Terkait dengan kalibrasi portofolio kredit, Bank Ganesha telah berkerja sama dengan PT Amartha Mikro Fintek. Perusahaan finansial berbasis teknologi ini dianggap sesuai untuk meningkatkan portofolio kredit SME. Mitigasi risiko pun telah dilakukan dengan meminta Amartha membeli asuransi kredit.
“Amartha ini masuk program pemerintah menyalurkan UMKM, makanya kami rasa sangat ideal untuk bermitra,” kata Direktur Bank Ganesha Setiawan Kumala.
Bank Ganesha melakukan kalibrasi portofolio kredit karena lonjakan kredit bermasalah yang disebabkan kasus gagal bayar SNP Finance. Bank Ganesha merupakan satu dari 14 kreditur SNP Finance.
Dampak dari SNP Finance, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Ganesha melonjak 4,25% per Desember 2018 dari tahun sebelumnya 0,81%. Perseroan telah melakukan pembenahan aset bermasalah. Per April 2019, rasio NPL gross sekitar 1%.
Sebagai upaya pemulihan kredit bermasalah, perseroan mengalokasikan cadangan kerugian penurunan nilai Rp85,5 miliar. Hal ini pun berimbas kepada capaian laba bersih yang turun 89,1% secara tahunan menjadi Rp5,6 miliar.
Setiawan melanjutkan, pada kuartal I tahun ini kinerja perseroan kembali normal dengan capaian laba Rp18,68 miliar, atau melampaui rencana bisnis bank Rp17,4 miliar. “Akhir tahun kami targetkan laba bisa Rp67 miliar,” katanya.