Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan pembiayaan syariah di Unit Usaha Syariah PT Bank Danamon Indonesia Tbk. belum menujukkan pertumbuhan pesat pada awal tahun ini.
Direktur Syariah Bank Danamon Herry Hykmanto menyatakan per April 2019, pembiayaan syariah perseroan sebesar Rp3,5 triliun.
“Pembiayaan secara overall tumbuhnya hampir flat, per April 2019 cuma 3 persen secara year-on-year (yoy), belum banyak tumbuh [debitur] yang baru,” katanya saat ditemui di Jakarta, akhir pekan lalu.
Lesunya pertumbuhan pembiayaan syariah disebabkan nasabah masih menunda pengajuan pembiayaan.
“Permintaannya agak turun, memang secara siklus pada awal tahun agak sepi. Apalagi, portofolio nasabah kami adalah karyawan, pada saat awal tahun kan masih pada sibuk dengan anak sekolah mau ujian. Tapi untuk kuartal kedua ini trennya sudah mulai naik,” lanjut Herry.
Melihat potensi permintaan yang mulai meningkat, dia masih optimistis target Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Danamon untuk menggenjot kenaikan pembiayaan hingga 10 persen atau menjadi Rp4,5 triliun dapat tercapai pada akhir 2019. Adapun segmen yang menjadi fokus masih tetap bidang pembiayaan produktif, baik Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun korporasi serta koperasi karyawan.
Baca Juga
Hampir 30-40 persen pembiayaan syariah Danamon disalurkan untuk membiayai peralatan pembangunan infrastruktur.
Untuk memacu segmen konsumer, baru-baru ini, UUS Danamon meluncurkan produk pembiayaan pemilikan rumah syariah dengan akad musyarakah mutanaqisah (MMQ) atau akad modal bersama.
Dari sisi pendanaan, UUS Danamon mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 19 persen per April 2019 menjadi Rp3,3 triliun. Dari jumlah itu, porsi dana murahnya (Current Account Saving Account/CASA) mencapai 45 persen.
Tahun ini, perseroan ingin menaikkan penghimpunan tabungan haji dengan membidik penambahan 3.000 nasabah calon haji.