Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menargetkan penyaluran kredit valuta asing atau valas pada tahun ini akan meningkat hingga 200% dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu.
Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan bahwa perseroan akan mengoptimalkan kinerja tujuh cabang luar negeri BNI yang tersebar di sejumlah negara.
"Kalau porsi tidak pernah berubah pasti kisaran 17%—18% dari total kredit BNI adalah kredit valas. Porsi ini kami jaga karena masalah resiko, valas itu kan buat ekspor jadi yang penting sumber dana aman dan ada pendapatan yang berjalan," katanya kepada Bisnis, Senin (13/5/2019).
Menurut Rico, mayoritas kredit valas nasabah BNI digunakan untuk sektor manufaktur. Adapun dari sisi trade finance, perseroan juga mengklaim terus mengalami pertumbuhan. Pada kuartal I/2019 ini bahkan trade finance telah tumbuh 18,5% yoy menjadi Rp334 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp282 miliar. Atas hasil itu, trade finance telah berhasil menjadi salah satu penopang pendapatan komisi atau fee based income (FBI) perseroan saat ini.
Dari sisi likuiditas valas, Rico mengklaim saat ini masih memiliki jumlah yang aman. Apalagi pada kuartal IV mendatang, BNI akan melakukan emisi global bond sebesar US$500 juta.
"Tahun lalu kami juga sekitar segitu [US$500 juta] tapi tahun ini tidak hanya global bond ada juga pinjaman bilateral dan lainnya," ujar Rico. Adapun, Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo memastikan tahun ini perseroan akan masih akan menjaga ekspansi kredit keseluruhan pada kisaran 13%—15%.