Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KrediOne Sebut Kewajiban Modal Rp12,5 Miliar Bisa Perkuat Reputasi Industri P2P Lending

KrediOne menyebut penguatan modal melalui pemenuhan ekuitas minimum Rp12,5 miliar merupakan langkah strategis untuk memperkuat fundamental industri.
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com

Bisnis.com, JAKARTA –  Perusahaan penyelenggara fintech P2P lending, PT Inovasi Terdepan Nusantara atau KrediOne menilai kewajiban ekuitas minimum Rp12,5 miliar bagi perusahaan pinjaman online merupakan langkah penting dalam fondasi meningkatkan reputasi industri P2P lending di Indonesia.

CEO KrediOne Kuseryansyah mengatakan penguatan modal melalui pemenuhan ekuitas minimum Rp12,5 miliar merupakan langkah strategis yang sangat penting untuk memperkuat fundamental industri. Dengan struktur modal yang lebih solid, perusahaan akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam manajemen risiko, termasuk mengelola risiko likuiditas dengan lebih terjaga.

"Kami juga meyakini penguatan modal bukan sekadar memenuhi regulasi, tetapi menjadi fondasi penting untuk meningkatkan reputasi industri, membangun kepercayaan mitra strategis dan publik, serta mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif," kata Kuseryansyah kepada Bisnis, Rabu (9/7/2025).

Adapun saat ini ada 14 dari 96 perusahaan P2P lending yang belum memenuhi ekuitas Rp12,5 miliar. Beberapa perusahaan sedang bersiap melakukan merger untuk memperbesar permodalan. Bila proses tersebut berjalan lancar, jumlah pemain P2P lending di Indonesia akan berkurang, namun diharapkan sisa perusahaan yang ada memiliki permodalan yang lebih kuat

Menanggapi proyeksi peta industri ke depan, Kuseryansyah melihat bahwa industri P2P lending akan semakin mengarah pada kualitas yang lebih baik. Pemenuhan ekuitas minimum dan peningkatan persyaratan tata kelola akan mendorong perusahaan untuk menerapkan GRC yang lebih baik, melakukan inovasi teknologi yang lebih mumpuni, serta komitmen yang lebih tinggi dengan menghadirkan pelayanan dan perlindungan konsumen yang lebih baik.

"Kondisi ini juga akan membangun ekosistem yang lebih sehat, kompetitif, mengutamakan transparansi, keberlanjutan serta berkontribusi positif pada ekonomi digital Indonesia dengan lebih merata," tegasnya.

Sebagai informasi, KrediOne merupakan perusahaan P2P lending yang sudah memenuhi ekuitas minimum sebesar Rp12,5 miliar. Kuseryansyah mengatakan perusahaan dapat meningkatkan permodalan dari dua sumber, yaitu keuntungan dari bisnis dan suntikan modal pemegang saham.

KrediOne merupakan perusahaan yang sahamnya mayoritas dimiliki oleh Xinfei Digital PTE. Ltd dengan kepemilikan 85% dari total seluruh saham perusahaan. Xinfei Digital PTE. Ltd adalah perusahaan fintech yang sebelumnya dikenal sebagai 360 Fintech Asia PTE Ltd. Perusahaan ini adalah perusaahaan yang dimiliki oleh 360DigiTech Inc. (NASDAQ:QFIN), sebuah perusahaan fintech yang berasal dari China

Sebelumnya, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan salah satu cara yang bisa ditempuh perusahaan P2P lending dalam memenuhi ekuitas minimum Rp12,5 miliar adalah melalui suntikan investor. Namun, salah satu yang menjadi tantangan adalah daya tarik P2P lending di mata calon investor.

"Kondisi saat ini sulit mencari investor di tengah kondisi suku bunga tinggi. Maka yang paling rasional adalah merger. Dengan merger, tentu jumlah perusahaan pinjaman daring akan berkurang karena moratorium juga masih berlaku," kata Huda.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper