Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Targetkan Rp6 Triliun dari Pemulihan Kredit Bermasalah

Bank Mandiri menargetkan kontribusi pendapatan dari sisi recovery kredit bermasalah pada tahun ini mencapai Rp6 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menargetkan kontribusi pendapatan dari sisi pemulihan atau recovery kredit bermasalah pada tahun ini mencapai Rp6 triliun. 

Menurut Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan bahwa target tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu yang berkisara antara Rp3 triliun—Rp3,5 triliun. 

“Potensi pendapatan dari recovery kredit bermasalah senilai Rp6 triliun tersebut belum termasuk potensi recovery kredit dari PT Sunprima Nusantara Pembiayaan yang prosesnya masih berjalan,” ujarnya, belum lama ini.  

Siddik mengatakan tingkat recovery dari tiap jenis segmen kredit berbeda-beda dengan persentase yang paling tinggi dari kredit pemilikan rumah yakni sekitar 60%—80%. Adapun, untuk segmen kartu kredit kisarannya sebesar 50%—70%.  

Sementara itu terkait kualitas kredit, perseroan juga terus berupaya melanjutkan restrukturisasi kredit-kredit yang bermasalah dan menurunkan rasio non performing loan (NPL). Perbaikan kualitas aset kredit tecermin dari rasio NPL yang turun dari 3,32% pada kuartal I/2018 menjadi 2,68% pada akhir kuartal I/2019. Siddik menyatakan perseroan akan menjaga rasio NPL di level 2,5%—2,7% pada akhir 2019.  

Per akhir Maret 2019, kredit yang direstrukturisasi mencapai Rp44,54 triliun. Dari jumlah itu sebanyak 67,9% merupakan korporasi skala menengah dan mayoritas berasal dari sektor manufaktur dan perkebunan. 

Salah satu perusahaan yang tengah dalam proses restrukturisasi kredit yakni PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) yang saat ini sedang mengalami kerugian. Mengutip laporan keuangan KRAS, Bank Mandiri per akhir 2018 memiliki saldo tagihan jangka pendek di KRAS sebesar US$359,58 juta yang akan jatuh tempo pada 27 September 2019. 

Tagihan tersebut terbagi dalam tiga jenis pinjaman seperti letter of credit impor (L/C) senilai US$161,2 juta, bank overdraft US$131,08 juta dan kredit modal kerja dalam rupiah setara US$57,31 juta serta dalam dolar AS senilai US$10 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper