Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. memastikan tak memiliki target pada pertumbuhan keuntungan bunga atau net interest margin atau NIM hingga akhir tahun ini. Per April 2019 NIM BCA pun diklaim masih terjaga stabil pada kisaran 6,2%.
Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Santoso Liem mengatakan sampai saat ini perseroan masih memperhatikan perkembangan yang terjadi. Alhasil, belum ada penyesuaian suku bunga yang dilakukan perseroan khususnya untuk kredit produktif.
"Awal tahun yang lalu bahkan kami lakukan promosi suku bunga pada KPR [Kredit Pemilikan Rumah] mulai dari 5,62% dan baru saja berakhir. Jadi, kami tidak memiliki target NIM, di mana per April sekitar 6,2% masih stabil dari bulan sebelumnya," katanya kepada Bisnis, Minggu (30/6/2019).
Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Vera Eve Lim sebelumnya juga memastikan NIM perseroan tidak akan mengalami banyak perubahan dari tahun lalu.
Dia memastikan saat ini perseroan lebih fokus mengejar pertumbuhan kredit yang masih diptarget dalan rentang 8%-10%. Dia pun optimistis akan mencapai hal itu mengingat berbagai perkembangan positif yang terus terjadi jelang paruh kedua tahun ini.
Vera mengemukakan belum lagi ditambah dengan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat yang akan menurunkan suku bunga. Dengan demikian jika Bank Indonesia turut melakukan penyesuaian turun maka akan ada ruang dan dukungan untuk perbankan mengejar target pertumbuhan.
Vera pun memproyeksi, jika BI akan menurunkan suku bunga acuan maka perbankan akan mulai merespon dengan mulai menurunkan suku bunga dana. Pastinya, suku bunga kredit akan sedikit membutuhkan waktu seiring dengan kondisi likuiditas perbankan.
Meski demikian, sejak BI melakukan kenaikan suku bunga acuan yang mencapai 150 basis points, perseroan baru menyesuaikan kenaikan bunga kredit sebesar 50 bps. Sementara suku bunga dana sudah sebesar 150 bps kenaikannya.
Sisi lain, Vera melanjutkan, dari sisi pertumbuhan kredit jika dibandingkan secara tahunan (year on year/yoy) kredit BCA saat ini sudah mencapai pertumbuhan hingga 10%. Namun, secara tahun berjalan (year to date/ytd) memang diakui masih lebih tinggi periode Desember 2018.
"Rasio margin dan pertumbuhan laba yang kami pastikan akan lebih banyak didorong oleh volume dan komisi transaksi," ujar Vera.