Bisnis.com, JAKARTA -- PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) menargetkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp10 triliun atau 1 juta pinjaman dengan mulai banyak mengembangkan pembiayaan kepada pemilik warung.
CEO & Co-Founder Modalku Reynold Wijaya mengatakan dalam 6 bulan, Modalku telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp7,10 triliun hingga Juni 2019. Total pendanaan di Asia Tenggara ini telah naik hampir 2 kali lipat dibandingkan dengan akhir tahun 2018.
Sedangkan selama semester I/2019, Modalku telah meningkatkan jumlah transaksinya di Asia Tenggara menjadi lebih dari 8 kali jumlah transaksi Modalku sejak berdiri hingga akhir 2018, dengan total sekitar 750.000 pinjaman UMKM.
Untuk menggenjot target 1 juta peminjam, Modalku akan fokus menggarap produk pembiayaan warung untuk mencapai target tersebut.
“Warung ini menarik, karena mereka sangat membutuhkan. Walau demand besar, mereka tidak minta pinjaman besar. Mereka juga tidak sensitif soal bunga. Kalau mereka pinjam Rp1 juta dan bunga 10% saja cuma jadi Rp100.000, itu tidak berat untuk mereka,” katanya, Rabu (3/7/2019).
Dari sisi nilai, lanjutnya, memang tidak terlalu tinggi, tetapi jumlah peminjam dapat berkontribusi cukup tinggi bagi portofolio Modalku. Maksimal pembiayaan senilai Rp10 juta dan di bawah 24 bulan tanpa syarat agunan. Jangkauan produk ini sudah mencapai seluruh wilayah di Indonesia.
Reynold mengaku tidak khawatir dengan risiko pembiayaan warung yang cenderung lebih tinggi ketimbang pembiayaan invoice. Modalku melakukan seleksi yang ketat dengan melakukan crosscheck ke pedagang tengkulak. Tingkat default Modalku tercatat sebesar 1,25% per Juli 2019.
“Tidak mungkin kami menyasar orang yang lebih berisiko tapi NPL-nya rendah. Jadi yang paling penting menyeimbangkan bunga dan risiko. Kalau mau default nol, kita tidak ada pertumbuhan nanti,” tuturnya.
Modalku terus menggalakkan edukasi untuk mengenalkan pembiayaan meski secara offline. Ke depannya, nasabah warung didorong menggunakan aplikasi online.
Saat ini jumlah peminjam Modalku didominasi oleh nasabah yang sebelumnya telah melakukan pembiayaan. Portofolio pembiayaan terbesar masih dikontribusi dari invoice financing yakni mencapai di atas 50%.
Selain di Indonesia, Modalku telah beroperasi di Singapura dan Malaysia. Namun portofolio pembiayaan di Indonesia masih mendominasi yakni senilai Rp4 triliun.
“Inovasi harus terus dilakukan. Semakin besar bisnis, teknologi semakin penting. Jadi harus ditingkatkan supaya bisa melayani puluhan ribu pinjaman per hari,” ujarnya.
Lender yang terdaftar di platform Modalku sudah mencapai lebih dari 100.000 akun dan didominasi oleh pendana ritel. Modalku juga telah bekerja sama dengan PT Bank Sinarmas Tbk., dan PT Indosurya Inti Finance untuk mendukung pendanaan.