Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NPL LPEI Jadi 14,52 Persen Gara-gara Duniatex

Kredit tersebut yang diberikan kepada PT Delta Dunia Tekstil Rp1,2 triliun, PT Delta Merlin Sandang Tekstil Rp1,5 triliun, PT Delta Merlin Dunia Tekstil Rp54 miliar, dan PT Delta Dunia Sandang Tekstil Rp289 miliar.
Repro/Duniatex.com
Repro/Duniatex.com

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menyatakan bahwa dampak gagal bayar kupon Global Bond Duniatex meningkatkan rasio kredit bermasalah atau  non performing loan (NPL) menjadi 14,52 Persen.

Sekretaris Perusahaan Emalia Tisnamisastra menyampaikan perseroan memiliki total kredit yang mencapai Rp3,04 triliun kepada Group Duniaex.

Kredit tersebut yang diberikan kepada PT Delta Dunia Tekstil Rp1,2 triliun, PT Delta Merlin Sandang Tekstil Rp1,5 triliun, PT Delta Merlin Dunia Tekstil Rp54 miliar, dan PT Delta Dunia Sandang Tekstil Rp289 miliar.

“Dampak gagal bayar kupon global bond akan meningkatkan rasio NPL yang pada Juni 2019 tercatat 14,46 persen menjadi 14,52 persen,” katanya seperti dikutip siaran pers LPEI Minggu (28/7/2019).

Emilia menyampaikan perseroan akan memanggil debitur terlebih dahulu untuk mempelajari kondisi keuangan dan bisnis perusahaan yang ada di dalam Group Duniatex tersebut.

Selain itu, perseroan juga akan meminta debitur untuk menyelesaikan kewajibannya kepada LPEI antara lain dengan menjual aset-aset non-produktif.

“LPEI juga akan melakukan konsolidasi dengan kreditur-kreditur lain terutama Himbara. Perseroan juga akan menunjuk konsultan independen untuk membantu LPEI dalam menetapkan langkah-langkah penyelamatan,” paparnya.

Adapun, Emalia menyampaikan pembiayaan atas Group Duniatex adalah dijamin dengan fixed asset berupa tanah, bangunan, dan mesin dengan security coverage ratio (SCR) mencapai 124 persen untuk pinjaman bilateral dan sebesar 263 persen untuk pinajamn sindikasi.

Akan tetapi, Emalia menyapaikan kondisi likuiditas Lemabga masih dalam keadaan yang aman. Perseroan memiliki penempatan pada bank dan efek-efek surat berharga negara (SBN) sebesar Rp15 triliun serta commited line sebesar ekuivalen Rp1,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper