Bisnis.com, JAKARTA — Asuransi Jiwa Bersama atau AJB Bumiputera 1912 telah memiliki jajaran direksi dan komisaris baru. Bagaimana langkah perbaikan kinerja yang akan dijalankan pimpinan-pimpinan tersebut?
Ketua Badan Perwakilan Anggota (BPA) AJB Bumiputera Nurhasanah memberikan konfirmasi kepada Bisnis bahwa perusahaan asuransi bersama tersebut telah menentukan jajaran direksi dan komisaris independen baru. Menurutnya, keputusan tersebut ditetapkan belum lama ini.
Nurhasanah menyampaikan, kursi Direktur Utama AJB Bumiputera masih diisi oleh Dena Chaerudin sebagai pelaksana tugas (Plt). Sebelumnya, Dena menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM).
Jajaran direksi baru yang akan menakhodai asuransi bersama tersebut adalah Joko Suwaryo sebagai Direktur Teknik dan Aktuaria, Agus Sigit sebagai Direktur Keuangan dan Investasi, serta S. G. Subagyo sebagai Direktur Pemasaran.
Dewan Komisaris Independen baru dari AJB Bumiputera adalah Diding Sudirdja Anwar yang merupakan mantan Direktur Utama Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dan mantan Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero), serta Zainal Abidin.
Saat ditanya mengenai strategi yang akan diterapkan pimpinan-pimpinan baru tersebut, Nurhasanah tidak memberikan penjelasan rinci. Tetapi dia berharap jajaran direksi dan komisaris independen baru tersebut dapat memperbaiki kondisi keuangan AJB Bumiputera.
Baca Juga
"Strateginya memperbaiki kinerja perusahaan ke depan lebih baik lagi," ujar Nurhasanah kepada Bisnis, Senin (12/8/2019).
Jajaran pimpinan tersebut diumumkan setelah Mei 2019 lalu, Direktur Utama AJB Bumiputera Sutikno Widodo Sjarif diberhentikan oleh BPA AJB Bumiputera. Sutikno diberhentikan setelah menjabat sekitar 8 bulan, sejak Oktober 2018.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Komisi Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Supriyatno menyampaikan bahwa AJB Bumiputera 1912 mengalami defisit Rp20 triliun pada 2018.
Hal tersebut disampaikannya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Bursa Efek Indonesia, industri asuransi, dan pembiayaan pada Senin (24/6/2019) di Gedung DPR, Jakarta. Di tengah pembahasan mengenai kondisi industri keuangan, dia menyinggung perihal defisit dari AJB Bumiputera.
Menurut dia, kondisi defisit AJB Bumiputera perlu mendapatkan perhatian regulator dan industri, serta harus segera ditangani.
"AJB sejak 2018 negatif Rp20 triliun," ujar Supriyatno.