Bisnis.com, JAKARTA – Tenaga pemasar atau agen asuransi jiwa tidak diragukan lagi menjadi salah satu profesi yang menjanjikan di Indonesia.
Penghasilan yang signifikan tentu bisa didapatkan dari profesi ini. Selain itu, profesi ini juga terbilang mulia sebab para agen profesional sekaligus bertugas untuk membantu masyarakat dalam merencanakan keuangan di masa depan.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat bahwa saat ini ada lebih dari 595.000 agen berlisensi. Namun, jumlah itu baru mencapai 0,22% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 265 juta jiwa.
Apalagi, jumlah tertanggung atau nasabah individual di industri asuransi jiwa baru mencapai 17,4 juta jiwa atau mencapai 6,5% dari jumlah penduduk. Dengan kata lain, potensi penetrasi pasar asuransi jiwa dan peluang wiraswasta di industri asuransi jiwa dengan menjadi agen masih terbuka lebar.
Kendati begitu, untuk mencapai kesuksesan ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dan dijalankan oleh para agen asuransi jiwa.
Rusli Chan, Chief Agency Officer PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), mengatakan setidaknya ada 5 tips yang perlu dilakukan para tenaga pemasar.
Baca Juga
“Pertama, harus punya jiwa atau semangat untuk mau membantu orang,” jelasnya, Senin (12/8/2019).
Tanpa motivasi itu, jelasnya, para agen niscaya mudah patah semangat ketika mendapatkan penolakan dari para nasabah.
Sebaliknya, dengan menyadari tujuan utama itu, agen asuransi tidak hanya semata-mata menjual produk, tetapi memberikan solusi atas problem keuangan nasabah.
“Kalau misinya jelas, dengan adanya penolakan, agen ok saja. Memang tujuannya membantu.”
Kedua, kata Rusli, agen asuransi jiwa harus rajin. Pasalnya, agen asuransi jiwa dituntut aktif untuk bertemu banyak orang.
Tips ketiga, jelas dia, para agen pun harus melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati. Alasannya, sikap itu penting untuk memastikan para agen konsisten dalam menjalani profesi tersebut.
Rusli meyakini kerja keras bisa dilakukan dengan totalitas sehingga pada akhirnya bisa membuahkan hasil. “Bila konsisten, terus menerus, pasti ada hasil,” tegasnya.
Keempat, sambung Rusli, agen asuransi jiwa juga harus menyadari bahwa asuransi jiwa merupakan bisnis jangka panjang.
Ketika produk yang ditawarkan itu disetujui oleh nasabah, jelasnya, maka para agen mesti menyadari bahwa pelayanan yang diberikan itu bakal berlangsung seumur hidup nasabah.
Tips terakhir atau kelima adalah para agen harus memiliki jiwa kesosialan tinggi. Sikap itu dinilai menjadi prasyarat agar agen sungguh bisa berbagi dengan masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya melalui perencanaan keuangan yang tepat.
“Bersedia share kepada siapa pun. Dan kalau mau sukses, ikuti proses,” pungkas Rusli.