Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. akan mengkaji kemungkinan penurunan kembali suku bunga deposito pasca Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) ke level 5,50 persen.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, perusahaannya menyambut baik penurunan kembali suku bunga acuan oleh bank sentral. Namun, BRI disebutnya telah lebih dulu menurunkan suku bunga sesuai kebijakan BI 3 minggu lalu.
“Itu yang kami tunggu, tapi BRI sudah lebih dulu menurunkan suku bunga 3 minggu yang lalu,” ujar Suprajarto kepada Bisnis, Kamis (22/8/2019).
Sepanjang 2019 BI sudah dua kali menurunkan suku bunga acuan. Pertama, penurunan sebesar 25 bps dilakukan pada Juli 2019 sehingga suku bunga acuan menjadi 5,75 persen. Kali ini suku bunga acuan kembali diturunkan dengan rasio yang sama.
Awal Agustus 2019 BRI mengklaim sudah menurunkan suku bunga kredit pada segmen kredit mikro, ritel dan konsumer hingga 50 bps. Penurunan suku bunga deposito juga dilakukan emiten perbankan berkode BBRI ini disaat bersamaan.
“Kami akan kaji dulu lebih komprehensif [kemungkinan menurunkan kembali suku bunga deposito],” ujarnya.
Baca Juga
Terakhir, Suprajarto optimistis BRI bisa merealisasikan target penyaluran kredit pascapenurunan suku bunga acuan. Bank pelat merah ini memasang target pertumbuhan kredit dua digit hingga akhir tahun, khususnya untuk kredit modal kerja sebesar 12 persen dan kredit investasi 14 persen.
Secara industri, per Juni 2019 kredit perbankan menunjukan perlambatan setelah sebelumnya tumbuh kencang. Pada periode ini fungsi intermediasi bank naik 9,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih lambat dibandingkan dengan capaian Mei yakni 11,1 persen yoy.
Kendati melambat, bank sentral optimistis target kredit tahun ini akan tercapai. Kecukupan likuiditas dan permodalan bank mendukung hal tersebut.