Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Artos Indonesia Tbk. tengah membahas rencana penerbitan saham baru. Seperti diketahui, bank memiliki dua agenda aksi korporasi pada tahun ini, yaitu menerbitkan saham melalui hak efek memesan terlebih dahulu (HMETD) dan akuisisi.
“Semua tahapan masih dibahas untuk informasi teknisnya sambil menunggu persetujuan RUPSLB [rapat umum pemegang saham luar biasa] 30 September,” kata Direktur Utama Bank Artos Deddy Triyana kepada Bisnis, Kamis (12/9/2019).
Dalam catatan laporan publikasi semester 1-2019, perseroan menargetkan dana HMETD atau rights issue sebesar Rp181 miliar. Aksi ini pun akan dilakukan dalam dua tahap, pada kuartal III 2019, dan tahun depan.
Selain itu, pada bulan lalu bank telah mengumumkan rencana rancangan akuisisi. Namun harga penawaran belum dipublikasikan oleh pihak-pihak terkait.
Deddy hanya mengatakan bahwa harga yang ditawarkan oleh kongsi bankir Jerry Ng dan pengusaha Patrick Walujo terbilang menarik, sehingga terjadi kesepakatan. “Kisaran PBV [price to book value] saya tidak tahu penawaran pastinya, yang pasti tentunya cukup menarik sehingga ada kesepakatan,” jelasnya.
Seperti diketahui Jerry Ng dan pengusaha Patrick Walujo berkongsi untuk mengakuisisi Bank Artos. Keduanya hendak menjadi pemilik mayoritas, atau 51% dari emiten bank bermode ARTO.
Bank umum kelompok usaha (BUKU) I itu akan dijadikan bank berbasis teknologi. Hal itu akan menekan biaya efisiensi bila ingin menggarap wilayah Indonesia yang begitu luas.
Berdasarkan laporan publikasi per Juni 2019, Bank Artos memiliki modal inti sebesar Rp128,57 miliar. Keluarga Arto Hardy adalah pemilik 80% saham bank.
Komposisi per Juni 2019, Arto Hardy menggenggam 32% saham. Lanny Miguna, Sinatra Arto Hardy, William Arto Hardy, dan Lina Arto Hardy, masing-masing memiliki 12%. Sisanya merupakan milik masyarakat umum.