Bisnis.com, JAKARTA - Fitch Ratings Indonesia menurunkan outlook PT Bank Sinarmas Tbk (Bank Sinarmas) dari stabil menjadi negatif pada akhir kuartal ketiga tahun ini.
Analis Utama Fitch Ratings Indonesia Iwan Wisaksana menyampaikan, hal tersebut diakibatkan oleh penurunan kualitas aset perseroan pada paruh pertama tahun ini yang berpotensi memangkas profitabilitas Bank Sinarmas.
"Kualitas aset yang lemah dan selera risiko yang tinggi membebani profil kredit mandiri," katanya seperti dikutip dari siaran pers Fitch Ratings Indonesia, Kamis (30/9/2019).
Iwan menjelaskan, penyaluran pinjaman Bank Sinarmas meningkat 10,5% (year-on-year/yoy) pada paruh pertama tahun ini. Tren ini bahkan lebih baik dari tren pertumbuhan kredit 2018 yang moderat di 4,3%.
Hanya saja, kualitas asetnya berada di bawah tekanan yang cukup kuat, sebagaimana tercermin dalam rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sebesar 8,8% pada akhir semester pertama tahun ini, naik dari 4,8% di akhir 2018. "Rasio NPL-nya jauh lebih tinggi dari rata-rata industri 2,5%," imbuhnya.
Selanjutnya, dia menjelaskan, pinjaman yang disebutkan secara khusus juga berada pada posisi 24,5% dari total pinjaman, naik dari posisi akhir tahun lalu 24,6%. Posisi ini juga jauh lebih tinggi dari rata-rata industri yang hanya berada pada 5,6%.
Iwan menuturkan, perlindungan kerugian pinjaman untuk NPL juga baru pada posisi 70%, jauh di bawah rata-rata bank umum 119%.
"Indikator-indikator tersebut mendeskripsikan tingginya risiko penurunan nilai jangka pendek dan membebani pandangan Fitch tentang permodalan bank."
Adapun, rasio modal rasio tier 1 menjadi 15,2% dari posisi akhir tahun lalu 16,9%. Posisi tersebut juga terpaut jauh dari rasio modal tier 1 industri yang rata-rata berada di 21,1%.
Iwan menyampaikan, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menyuntikkan modal segar Rp1 triliun ke bank pada Agustus 2019, mendorong rasio Tier 1 hingga sekitar 17,0%.
"[Hanya saja], Fitch masih percaya SMMA akan bersedia untuk memberikan dukungan modal lebih lanjut kepada Bank Sinarmas untuk menyerap kerugian dari kualitas aset yang lemah dalam waktu dekat."
Adapun, Iwan menyampaikan, peringkat Bank Sinarmas juga sensitif terhadap perubahan dalam pandangan Fitch tentang profil kredit SMMA. Setiap perubahan signifikan pada entitas induk cenderung menyebabkan peninjauan terhadap peringkat bank.
"Melemahnya kemampuan perusahaan induk untuk memberikan dukungan, kemungkinan karena semakin memburuknya kinerja bank, akan menyebabkan tindakan peringkat negatif, termasuk kemungkinan penurunan peringkat beberapa tingkat," katanya.
Adapun, SMMA memiliki 60,24% dari bank. SMMA adalah perusahaan induk yang tidak beroperasi di Sinar Mas Group yang berfokus pada sektor jasa keuangan terintegrasi, termasuk perbankan, asuransi dan multi-keuangan.
Fitch Ratings Indonesia juga telah menurunkan peringkat nasional jangka panjang ke 'A-(idn)' dari 'A(idn)' dan mengafirmasikan peringkat nasional jangka pendek 'F1(idn)' dari Bank Sinarmas.