Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Danamon Indonesia Tbk. pada kuartal III/2019 mencatat kenaikan kredit sebesar 7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Ada sejumlah sektor yang menyokong pertumbuhan pembiayaan Bank Danamon hingga akhir September 2019.
Menurut Chief of Financial Officer Bank Danamon Muljono Tjandra, pertumbuhan kredit ditunjang oleh kenaikan pinjaman pada segmen enterprise banking. Nilai kredit segmen ini tumbuh 11 persen menjadi Rp42,2 triliun secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan pembiayaan juga terjadi di sektor lain. Pada penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) contohnya, Bank Danamon berhasil meningkatkan pembiayaan hingga 22 persen menjadi Rp8,96 triliun.
Penyaluran kredit pada segmen UKM juga tumbuh 9 persen menajdi Rp33,4 triliun. Kemudian, kredit kendaraan bermotor (KKB) perseroan tumbuh 8% secara yoy menjadi Rp53,9 triliun sepanjang 9 bulan terakhir.
“Mengenai kredit yang tumbuh 7% ini saya bisa katakan bahwa memang kami ada portofolio yang SME (Small and Medium Enterprise). [Portofolio kredit] mikro kami sudah diskontinu produknya dan ke depan akan di-running down terus. Apakah 7% ini sudah optimal? Kami masih punya pipeline cukup sehat dari sekarang sampai akhir tahun. Kami akan fokus juga dan berharap bisa tumbuh lebih baik di kuartal IV,” ujar Muljono di paparan kinerja kuartal III/2019, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Penyaluran kredit BDMN tumbuh 7% secara yoy menjadi Rp143,6 triliun. Meskipun tumbuh, angka ini hanya naik tipis dibanding tahun lalu, karena pada akhir September 2018 pembiayaan perseroan tumbuh 6% secara yoy.
Pada periode yang sama Bank Danamon juga mencatat kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sebesar 2 basis poin (bps) menjadi 3,2%. Direktur Kredit Bank Danamon Dadi Budiana mengatakan, kenaikan NPL ini diakibatkan adanya pelemahan kondisi di beberapa sektor.