Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI Cetak Laba Rp24,8 Triliun Pada Kuartal III

Perolehan laba PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sepanjang kuartal III/2019 tumbuh 5,36% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp24,80 triliun.
Karyawati PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperlihatkan aplikasi BRI Credit Card Mobile saat diluncurkan di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Karyawati PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperlihatkan aplikasi BRI Credit Card Mobile saat diluncurkan di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Perolehan laba PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sepanjang kuartal III/2019 tumbuh 5,36% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp24,80 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, laba bersih BRI hingga akhir September 2019 ditopang tumbuhnya pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai 4,6% yoy. Nilai pendapatan bunga bersih BRI pada periode ini adalah Rp60,58 triliun.

Meski laba perseroan tumbuh, namun rasio margin bunga bersih (net interest income/NIM) BRI pada periode yang sama tercatat menurun dibanding tahun lalu. Penurunan rasio NIM BRI per akhir kuartal III/2019 mencapai 60 basis poin (bps) dari 7,41% menjadi 6,81% per akhir September 2019.

“Turunnya NIM adalah hal jamak di industri negara berkembang. Namun memang turunnya cukup dalam dari 7,4% tahun lalu menjadi 6,8% tahun ini secara konsolidasi. Tapi BRI berusaha normalisasi karena dari triwulan lalu sudah naik dari 6,79% normalisasi ke 6,81,” ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo dalam paparan kinerja kuartal III/2019, Jakarta, Kamis (24/10).

Menurut Haru, hingga akhir tahun BRI memproyeksikan peningkatan rasio NIM dari perolehan saat ini. Namun, perseroan tidak memasang target kenaikan rasio NIM yang tinggi.

BRI menganggap turunnya rasio NIM merupakan sinyalemen bagus. Alasannya, hal ini dianggap mencerminkan meluasnya penetrasi kerja perseroan.

“Untuk jangka panjang kami nggak bisa lagi balikkan NIM ke 2014 yang sampai 9%. Ini pertanda bagus bahwa industri perbankan Indoensia penetrasinya meluas, jadi NIM tak lagi patokan sebuah kinerja,” ujarnya.

Emiten berkode BBRI ini juga mencatat kenaikan pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI) sebesar 13,7% yoy menjadi Rp9,74 triliun. Adapun nilai pendapatan operasional lain yang berhasil diraih BRI pada periode tersebut meningkat 18,4% menjadi Rp18,48 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper