Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran kredit Citibank N.A. Indonesia hingga kuartal III/2019 tercatat melambat.
Perlambatan ini diakui Chief Executive Officer (CEO) Citibank Indonesia Batara Sianturi. Meski belum mengungkap nilai perlambatan kredit, namun Batara menyebut hal ini terjadi karena adanya penjadwalan ulang kredit oleh sejumlah debitur.
“Banyak sekali transaksi yang sebetulnya dijadwalkan dibook di kuartal III/2019 kelihatannya akan dialihkan ke 2020,” ujar Batara di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (28/10).
Menurut Batara, perlambatan penyaluran kredit Citibank terjadi karena adanya pengaruh tahun politik terhadap keputusan para debitur. Selain itu, debitur juga dianggap mencari waktu terbaik mengambil kredit di tengah tren penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
Sebagai catatan, sejak Juli BI telah menurunkan suku bunga acuan hingga total 100 basis poin (bps) menjadi 5%. Batara menyebut Citibank akan mempertimbangkan sejumlah hal sebelum menurunkan suku bunga kredit pasca kebijakan BI tersebut.
“Kalau kita lihat tergantung segmennya, di segmen institusional lebih cepat. Kalau di segmen [kredit] untuk ritel mungkin akan dilihat lagi timingnya kapan,” ujarnya.
Akibat perlambatan kredit yang terjadi, Citibank lantas pesimistis bisa mencapai target penyaluran pembiayaan hingga akhir tahun. Batara menyebut penyaluran kredit diprediksi hanya tumbuh di bawah 8% pada penghujung 2019.
“Kami lihat ada perlambatan karena kan tahun lalu pertumbuhan [kredit] Citibank double digit di atas 20% dan kebanyakan itu dibukukan di kuartal IV tahun lalu. Jadi basednya sendiri sudah tinggi sekali. Jadi kami lihat timing daripada beberapa transaksi kredit itu dimundurkan ke 2020,” ujarnya.