Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai realistis melihat kinerja intermediasi perbankan tahun ini. Otoritas merevisi proyeksi pertumbuhan kredit akhir 2019 menjadi 8% hingga 10% secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Kredit diperkirakan tumbuh 9%, plus minus 1% pada tahun 2019. RBB 2019 yaitu 10%, plus minus 1%,” kata Kepala Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR di gedung DPR, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Adapun seperti diketahui bahwa pertumbuhan kredit tahun ini melambat sejak akhir paruh pertama 2019. Berdasarkan data otoritas teranyar, per September 2019, fungsi intermediasi bank sebesar Rp5.464,97 triliun atau naik 7,89% yoy. Padahal sebelumnya atau Mei 2019 kredit bank masih naik dua digit atau lebih dari 11% yoy.
Baca Juga
Sementara itu, mengutip laporan Bank Indonesia, perlambatan pertumbuhan kredit disebabkan oleh permintaan korporasi. Tercatat, penyaluran kredit kepada debitur kakap sebesar Rp2.783,1 triliun atau melambat menjadi 8,1% yoy dari bulan sebelumnya 9,4% yoy.
Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada kredit modal kerja yang penyalurannya tercatat Rp2.552,3 triliun. Kondisi ini terutama pada sektor perhotelan, perdagangan, dan restoran (PHR) yang melambat menjadi 5,0% yoy, dari sebelumnya 6,0% yoy.