Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mengincar pertumbuhan kredit dua digit pada tahun depan. Kendati ekonomi dalam negeri masih dibayangi perlambatan, bank berharap tutup buku 2020 dengan kenaikan fungsi intermediasi sebesar 10% hingga 11% secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Tahun 2020 pertumbuhan kredit diproyeksikan tumbuh 10%-11%, dana pihak ketiga tahun 2020 ditargetkan tumbuh 8%-9%," ucap Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Adapun proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target pertumbuhan tahunan kredit pada tahun ini yang sekitar 8%-9%. Tahun ini, target kredit bank berlogo pita kuning ini dipangkas dari target sebelumnya, karena perlambatan ekonomi.
Sementara itu, per kuartal III/2019, emiten berkode BMRI ini membukukan perlambatan pertumbuhan kredit menjadi sebesar 7,78% yoy menjadi Rp841,9 triliun. Melambatnya pertumbuhan kredit merupakan imbas dari dua segmen utama yakni korporasi dan ritel yang hanya tumbuh di bawah 6% yoy.
Adapun pada tahun depan, BMRI juga berupaya menjaga rasio kredit bermasalah. Bank menargekan rasio NPL turun ke level 2,4%-2,5% dari perkiraan 2019 sekitar 2,5% - 2,6%.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan bahwa bank dalam hal itu akan memetakan profil risiko industri pada tahun depan. Bank pelat merah ini akan menentukan fokus penyaluran dana pada sektor yang memiliki prospek positif.
"Ada juga sektor yang kami lihat melambat, kami akan pelan-pelan exit," kata Ahmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel