Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. mengandalkan tabungan nasabah untuk menjaga rasio dana murah (current account saving account/CASA) hingga akhir tahun. Pasalnya menjelang tutup buku 2020 simpanan (saving account/SA) masih tumbuh menjanjikan, sedangkan giro (current account/CA) cenderung melambat.
Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan bahwa Giro melambat karena berbagai penyebab, tetapi faktor utamanya debitur korporasi. ”Kemungkinan dipakai untuk operasional,” katanya kepada Bisnis, Kamis (5/12/2019).
Lani melanjutkan bahwa menjaga dana murah menjadi prioritas bank untuk mengurangi beban dana. Bank asal negeri jiran ini memproyeksi tabungan dapat tumbuh sekitar 8 persen yoy dan membuat rasio CASA terjaga pada level 56 persen-57 persen.
Berdasarkan laporan publikasi, per Oktober 2019, rasio CASA bank sebesar 57,3 persen, naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya, 56,9 persen. Hal tersebut merupakan imbas dari dana deposito yang terkoreksi 9,5 persen yoy dan juga pertumbuhan tabungan sebesar 6,0 persen yoy. Pada periode yang sama giro turun 8,8 persen yoy.
Lani menambahkan, satu strategi menggenjot portofolio tabungan adalah melalui inovasi teknologi. Perusahaan dalam hal itu telah membangun cabang berkonsep digital atau Digital Lounge. Harapannya cabang berkonsep digital mampu menyerap nasabah dari berbagai segmentasi ekonomi dan usia.
Pada medio kuartal III/2019, pertumbuhan nasabah baru di Digital Lounge naik hampir 40 persen yoy. Namun secara kontribusi secara total terhadap pertumbuhan nasabah baru, sumbangsih Digital Lounge masih kurang dari 10 persen. Pasalnya rasio cabang berkonsep digital terhadap total seluruh kantor cabang saat ini masih sekitar 7 persen.
Berdasarkan data internal, 50 persen nasabah yang berkunjung ke Digital Lounge saat ini untuk membuka rekening. Sebanyak 50 persen sisanya menggunakan fasilitas transaksi.
Adapun secara industri, upaya bank menghimpun dana murah di tengah tren penurunan suku bunga acuan belum membuahkan hasil. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) rasio current account saving accounts (CASA) per Oktober 2019 turun menjadi 54,53 persen dari bulan sebelumnya 55,04 persen. Hal ini pun diikuti dengan rasio dana mahal yang naik dari 44,65 persen menjadi 45,19 persen.
Sejalan dengan kebijakan pelonggaran moneter Bank Indonesia, pertumbuhan deposito perbankan telah melambat. Namun giro dan tabungan kompak melakukan hal serupa, sehingga rasio dana murah tidak menunjukan gerakan positif pada kuartal terakhir tahun ini dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Mengutip data LPS, giro, satu komponen dana murah, mencatat perlambatan pertumbuhan tahunan cukup signifikan pada Oktober 2019. Pada bulan tersebut giro naik 4,2 persen yoy, sedangkan bulan sebelumnya 7,6 persen yoy.
Pada periode yang sama, tabungan secara konsisten membukukan perlambatan pertumbuhan sejak akhir kuartal II. Per Oktober 2019, tabungan tumbuh 6,2 persen yoy. Padahal sebelumnya, atau Mei 2019 sempat mencapai 8,2 persen yoy.
Deposito pada saat yang sama masih menjadi kontributor utama penjaga pertumbuhan dana konvensional perbankan. Per Oktober 2019, dana mahal ini naik 7,6 persen yoy, atau di atas pertumbuhan DPK yang sebesar 6,3 persen yoy.