Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Amar Indonesia Tbk. tengah bersiap melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).
Perseroan menargetkan pencatatan saham (listing) pada 9 Januari 2020 dengan saham sebanyak 1.206.068.500 dan nominal Rp 100 per lembar saham.
Berdasarkan prospektus perusahaan yang dipublikasikan Senin (16/12/2019), saham yang diterbitkan tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 15,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam penawaran perdana saham.
Perseroan menunjuk penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) yakni PT UOB Kay Hian Sekuritas, dengan penjamin emisi efek lainnya akan ditentukan kemudian.
"Masa penawaran pada 16 sampai 20 Desember dengan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan [OJK] pada 30 Desember 2019, dan perkiraan masa penawaran umum pada 3 sampai 6 Januari 2019," kata Bank yang dikuasai oleh Tolaram Group Inc ini dalam keterbukaan informasi tersebut.
Adapun, saat ini saham perseroan dipegang mayoritas oleh Tolaram 98,62%, lalu Ghansham Jivatram 0,622%, Khrisan Umar Agrawal 0,375%, Henry Mixon 0,311%. Setelah IPO, saham Tolaram akan berkurang menjadi 83,68%, sementara saham publik 15,01%.
Setelah IPO, Tolaram pun akan menggelar penawaran umum terbatas (private placement) dengan menawarkan saham agar kepemilikan Tolaram menjadi 30%.
Hal ini dilakukan sebagai pemenuhan kewajiban aturan dari Peraturan OJK Nomor 56 tahun 2016 yang membatasi kepemilikan saham oleh pemegang saham berbentuk badan hukum bukan lembaga keuangan sebanyak maksimum 30%.
Dengan demikian, nantinya pemegang saham publik di Bank Amar bisa mencapai 68,69%.