Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maybank Patok Pertumbuhan Aset Single Digit Tahun 2020

PT Bank Maybank Indonesia Tbk. memasang target pertumbuhan aset yang konservatif di tahun 2020, seiring dengan industri dan kondisi ekonomi yang diproyeksi masih belum stabil.
Karyawan melintas di depan kantor cabang Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Karyawan melintas di depan kantor cabang Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk. memasang target pertumbuhan aset yang konservatif di tahun 2020, seiring dengan industri dan kondisi ekonomi yang diproyeksi masih belum stabil.

Direktur Maybank Indonesia Thilagavathy Nadason memproyeksikan aset persoan hanya tumbuh di kisaran 7,7% tahun depan. Di tengah ketidak pastian ekonomi dan iklim bisnis membuat bank lebih selektif dalam menyalurkan kredit ke depan.

"Di 2020 kami proyeksikan [aset] tidak jauh berbeda dari industri, [tumbuh] 7,7%, karena jika kami salurkan di pertengahan ekonomi seperti ini, mau tidak mau, lama-lama di tahun kedua atau ketiga akan menjadi loan bermasalah," katanya usai public expose Maybank Indonesia, Rabu (18/12/2019).

Thila menuturkan, belum lagi bank harus mengimplemantasikan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 mulai tahun depan yang menyebabkan bank harus menyapkan pendacangan atau cadangan penurunan nilai (CKPN) yang lebih besar.

Dia menjelaskan, tidak hanya berhadapan dengan ketidak stabilan ekonomi, penerapan PSAK 71 mengharuskan bank bersikap lebih hari-hari dalam menyalurkan kredit.

"Dengan PSAK 71, [misal] jika ada indikasi kredit akan bermasalah di tahun depan, maka pencadangan provisi dilakukan di tahun ini. Jadi di pemberian kredit kita harus berhati-hati sekali, kalau misalnya ragu mending kita tunggu dulu, sampai ekonomi atau perusahaan itu stabil sebelum kita memberikan kredit," tuturnya.

Pada saat yang sama, Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Taswin Zakaria
Taswin memproyeksikan pencapaian aset perseroan di akhir tahun akan ditutup dengan pergerakan pertumbuhan aset yang lebih lambat dibandingkan dengan tahun.

Dia menjelaskan, perlambatan salah satunya disebabkan oleh beberapa lini usaha yang mengalami penurunan pertumbuhan, khususnya segmen community financial services (CFS), baik unit non ritel yang terdiri dari segmen komersial dan usaha kecil menengah (UKM) maupun unit ritel.

Di samping itu, penurunan juga terjadi seiring dengan perbaikan profil risiko atau underwriting kredit di segmen komersial dan UKM.

Di sisi lain, imbuhnya, segmen ritel perseroan mengalami stagnasi dan sangat dipengaruhi oleh dua anak usaha, yaitu Maybank Finance dan WOM Finance yang secara aset masih mengalami stagnasi pertumbuhan.

"Penurunan juga karena industri otomotif mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun ini, industri otomotif saja berdampak cukup besar terhadap aset dari 2 anak usaha di ritel tersebut. KPR [Kredit pemilikan rumah], jadi ritel overall flat," katanya.

Adapun, per kuartal III/2019, total kredit yang disalurkan perseroan turun 1,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp129,81 triliun.

Meski terjadi perlambatan pada penyaluran kredit, Taswin mengatakan pertumbuhan yang positif masih didapatkan dari pendapatan fee yang meningkat cukup signifikan hingga kuartal III/2019.

"Proyeksi aset single digit, inline dengan proyeksi bank lainnya, terlihat dari bank di industri sampai akhir tahun ini proyeksinya single digit, khususnya BUKU [bank umum kegiatan usaha] IV. Kalau BUKU IV saja sulit, dibanding BUKU III juga sulit," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper