Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaleidoskop 2019: Perbankan Makin Agresif Konsolidasi

Sejumlah aksi konsolidasi dilakukan oleh industri perbankan Indonesia pada 2019, termasuk akuisisi dan merger.
Warga melintasi galeri anjungan tunai mandiri (ATM) di Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (5/8/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra
Warga melintasi galeri anjungan tunai mandiri (ATM) di Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (5/8/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah tekanan ketidakpastian ekonomi global dan domestik, pelaku industri perbankan masih cukup optimistis melakukan aksi korporasi untuk mendukung ekspansi bisnisnya.

Kebanyakan aksi korporasi perbankan yang dilakukan pada 2019, adalah konsolidasi usaha, berupa merger atau penggabungan maupun akuisisi maupun penambahan modal yang membuka peluang masuknya pemilik-pemilik baru.

Pasar modal juga diramaikan oleh penerbitan obligasi perbankan, khususnya pada semester kedua. Namun, berbeda dengan 2018, tidak ada bank yang melakukan go public di bursa sepanjang tahun ini.

Pada awal 2019, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. merampungkan proses merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia. Aksi itu membuat aset perseroan terkerek dari Rp101,9 triliun pada akhir 2018, menjadi sekitar Rp180 triliun.

Kemudian, pada kuartal II/2019, ada aksi merger yang dilakukan MUFG Bank terhadap PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk.

Kaleidoskop 2019: Perbankan Makin Agresif Konsolidasi

Usai merger, Bank Danamon melanjutkan aksi korporasinya dengan melepaskan kepemilikan saham di Asuransi Adira pada November. Aksi itu membuat modal intinya melesat menjadi Rp33,57 triliun, sehingga perseroan naik kelas dan jadi pendatang baru di Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV.

Selain merger, aksi korporasi lain yang juga mendapat perhatian yakni akuisisi bank-bank kecil. Yang paling agresif yakni PT Bank Central Asia Tbk.

Setelah merampungkan akuisisi PT Bank Royal Indonesia pada awal 2019, BCA kembali mengakuisisi bank kecil lain yakni PT Bank Rabobank International Indonesia pada akhir 2019.

Pembelian bank kecil lain yang juga banyak disorot yakni PT Bank Artos Indonesia Tbk. oleh mantan Dirut BTPN Jerry Ng bersama-sama dengan Patrick Waludjo. Bank tersebut akan difokuskan menjadi bank digital seiring dengan perkembangan pasar pembiayaan digital.

Adapun untuk ekspansi organik, beberapa bank menempuh aksi korporasi seperti penerbitan saham baru yang dilakukan PT Bank Mayapada International Tbk. senilai Rp1 triliun. Ada juga penambahan modal lewat suntikan modal oleh induk usaha kepada PT Bank BCA Syariah senilai Rp1 triliun pada Agustus 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper