Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI : Uang Beredar November 2019 Tercatat Menguat

Secara rinci, berdasarkan Laporan Uang Beredar November 2019 dari Bank Indonesia, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat meningkat pada November 2019.

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan uang beredar pada November 2019 tercatat mengalami peningkatan sesuai dengan perkiraan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Secara rinci, berdasarkan Laporan Uang Beredar November 2019 dari Bank Indonesia, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat meningkat pada November 2019. Posisi M2 pada November 2019 tercatat Rp6.072,7 triliun atau tumbuh 7,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,3% (yoy).

“Akselerasi pertumbuhan M2 berasal dari peningkatan komponen uang beredar dalam arti sempit (M1),” tulis Bank Indonesia dalam laporannya yang dikutip Kamis (2/1/2020).

Adapun uang beredar dalam arti sempit (M1) menunjukkan peningkatan, dari 6,6% (yoy) pada Oktober 2019 menjadi 10,5% (yoy) pada November 2019, bersumber dari peningkatan uang kartal dan giro rupiah. Sementara itu, komponen uang kuasi dan surat berharga selain saham tumbuh melambat.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan M2 pada November 2019 terutama disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih, ekspansi operasi keuangan pemerintah, serta akselerasi penyaluran kredit.

Sementara itu, pertumbuhan aktiva luar negeri bersih tercatat meningkat, dari 2,0% (yoy) pada Oktober 2019 menjadi 4,6% (yoy). Operasi keuangan pemerintah juga tercatat ekspansi sebesar 2,4% (yoy), berbalik arah dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -10,0% (yoy).

Ekspansi tersebut sejalan dengan peningkatan tagihan sistem moneter kepada Pemerintah Pusat yang diikuti dengan perlambatan kewajiban terhadap Pemerintah Pusat.

Selain itu, penyaluran kredit yang tumbuh meningkat, sebesar 7,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,6% (yoy), turut mendorong peningkatan uang beredar.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan pada Rapat Dewan Gubernur Desember 2019, uang beredar dipengaruhi oleh kebutuhan transaksi. Dia menilai pencatatan uang beredar yang melambat pada Oktober 2019 tidak menandakan permasalahan dalam pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, uang yang digunakan untuk transaksi khususnya uang dalam arti sempit (M1), dipengaruhi oleh naik dan dan turunnya transaksi.

"Jadi akan wajar kalau saat Lebaran belanja banyak, uang beredar naik. Setelah Lebaran disetorkan kembali dan setelah Lebaran uang beredar turun, dan akhir tahun naik lagi sesuai pola," ungkap Perry.

Pada Oktober 2019, Bank Indonesia telah menyatakan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) begitu pula uang beredar dalam arti sempit keduanya sempat tumbuh melambat.

Dilansir dari laporan yang dirilis Bank Indonesia, Jumat (29/11/2019), posisi M2 pada Oktober 2019 tercatat Rp6.025,6 triliun atau tumbuh 6,3% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,1% (yoy).

Adapun perlambatan M2 berasal dari seluruh komponennya. Komponen uang kuasi melambat, dari 7,0% (yoy) pada September 2019 menjadi 6,1% (yoy), dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan simpanan berjangka, tabungan dan giro valuta asing (valas).

Uang beredar dalam arti sempit (M1) juga menunjukkan perlambatan, dari 6,9% (yoy) pada September 2019 menjadi 6,6% (yoy) pada Oktober 2019, terutama bersumber dari perlambatan giro rupiah.

Demikian juga surat berharga selain saham, melambat dari 39,1% (yoy) pada September 2019 menjadi 33,4% (yoy) pada bulan laporan. Sementara itu, uang kartal tumbuh meningkat, dari 4,0% (yoy) pada September 2019 menjadi 5,1% (yoy) pada Oktober 2019.

"Jadi kalau pertumbuhan ekonomi kisaran 5%, pertumbuhan uang beredar akan 6% sampai 7%. Tunggu kalau pertumbuhan ekonomi naik, maka uang yang diedarkan naik," jelasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper