Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMRI Salurkan Kredit Sindikasi US$3,4 Miliar

Realisasi tersebut menempatkan Bank Mandiri pada posisi pertama penyalur kredit sindikasi terbesar, menurut Bloomberg League Table Reports Indonesia Borrower Loans 2019.
Logo PT Bank Mandiri Tbk. (Persero)./Reuters
Logo PT Bank Mandiri Tbk. (Persero)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. membukukan kredit sindikasi US$3,4 miliar sepanjang 2019. Perseroan terlibat dalam 34 proyek senilai US$12,32 miliar, baik dengan pihak swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN).

Realisasi tersebut menempatkan Bank Mandiri pada posisi pertama penyalur kredit sindikasi terbesar, menurut Bloomberg League Table Reports Indonesia Borrower Loans 2019.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan perseroan juga aktif memperkuat eksistensi di kancah pasar sindikasi internasional. Bank milik negara ini duduk pada peringkat tertinggi dalam daftar Mandated Lead Arranger and Bookrunner di Asean loan berdasarkan data Bloomberg League Table Reports 2019.

“Pada tahun lalu, kami mencatat penyaluran kredit sindikasi yang sangat berkembang, termasuk pembiayaan secara structured finance. Hal ini menunjukkan komitmen kuat kami untuk menjadi bagian dari agen pendukung pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah,” kata Alexandra dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (12/1/2020).

Alexandra menambahkan bahwa sepanjang 2019, Bank Mandiri menyalurkan kredit secara sindikasi kepada sektor Infrastruktur, ketenagalistrikan, minyak dan gas, energi dan industri pertambangan. Satu di antaranya adalah pembiayaan kepada Angkasa Pura I menjelang penutup tahun lalu.

“Kredit sindikasi yang dimaksudkan untuk membuka jaringan distribusi ke daerah-daerah terpencil itu ditandatangani pada 23 Desember 2019 dengan nilai total Rp4 triliun,” katanya.

Selain itu, Bank Mandiri terbukti aktif dalam pembiayaan infrastruktur sektor pertambangan mulai dari nikel hingga emas. Diharapkan hilir dari sindikasi ini mampu menambah nilai barang tambang yang pada gilirannya akan menambah pendapatan pemerintah melalui pajak dan PNBP.

Adapun per September 2019, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit konsolidasi mencapai 11,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau mencapai Rp806,8 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut dibarengi dengan perbaikan kualitas, di mana rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) kotor turun 48 basis poin (bps) menjadi 2,53% dibandingkan dengan September 2018.

Penyaluran kredit ditopang oleh dua segmen utama yakni Corporate dan Retail terutama kredit Mikro dan Consumer. Kredit di segmen korporasi mencapai ending balance Rp113,7 triliun atau tumbuh rata-rata 16,6% yoy. Penyaluran kredit segmen mikro mencapai Rp116,4 triliun, tumbuh 22,6% yoy, sedangkan segmen consumer mencapai Rp88,5 triliun atau tumbuh 7,3% yoy.

Bank Mandiri juga menjaga komposisi kredit produktif seperti kredit investasi dan modal kerja, dalam porsi yang signifikan, yakni 81,49% dari total portofolio. Pada triwulan ini, penyaluran kredit investasi mencapai Rp251,07 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp342,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper