Bisnis.com, JAKARTA – Indef meluncurkan data bahwa pada 2020 penguatan stabilitas rupiah sangat tergantung dengan faktor eksternal.
Dilansir dari laporan Economic Update, Center of Macroeconomic and Finance dari Indef, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mencatatkan penguatan awal tahun ini.
Menurut data Bank Indonesia, nilai rupiah atas dolar AS per 2 Januari 2020 masih bertengger pada angka Rp13.895 dan menguat menjadi Rp13.706 pada 15 Januari 2020.
“Ini mengalami apresiasi 1,36 persen. Nilai rupiah juga menguat terhadap Euro menjadi 2,16 persen, dolar Australia menguat 3,04 persen, dolar Singapura menguat 1,5 persen, serta China Yuan menguat 0,27 persen,” tulis Indef dikutip Sabtu (18/1/2020).
Indef memerinci, khusus untuk dolar AS, penguatan tersebut sudah di atas asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar Rp14.400.
Secara umum, Indef menilai apresiasi rupiah terhadap dolar AS, belum ditopang oleh faktor-faktor fundamental. Hal ini tercermin dari kinerja ekspor atau neraca perdagangan yang masih tertekan.
Baca Juga
Pada bagian lain, realisasi investasi langsung atau foreign direct investment (FDI), juga masih melambat. Pasalnya, faktor dari pariwisata dan remitansi dapat dikatakan belum memuaskan.