Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2019, menjadi Rp933,1 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan di tengah ketatnya persaingan dan likuiditas, ditambah dengan kondisi makro ekonomi global yang belum membaik, perseroan masih berfokus memacu penguatan dana murah. Sampai akhir 2019, pengumpulan dana murah perseroan tercatat mencapai Rp609,6 triliun.
Angka tersebut berasal dari penghimpunan tabungan sebesar Rp338,6 triliun atau tumbuh 6,1 persen yoy, dan giro yang naik 24,9 persen yoy menjadi Rp200,5 triliun.
Baca Juga
"Kontribusi DPK anak usaha juga terus membaik. Pada periode ini, kontribusi DPK perusahaan anak mencapai Rp118 triliun atau tumbuh 16,4 persen yoy. Jika jumlah tersebut dikonsolidasikan, maka total DPK kami mencapai Rp933,1 triliun, naik 11 persen yoy," terangnya dalam konferensi pers paparan kinerja 2019 di Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Royke menuturkan saat ini, permodalan dan likuiditas bank pelat merah itu berada pada situasi yang sangat baik dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) bank only di level 21,38 persen dan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) di posisi 93,93 persen.
Untuk itu, sebagai upaya peningkatan DPK, perseroan juga terus meningkatkan kualitas layanan bagi nasabah lewat jaringan online dengan nilai transaksi e-channel mencapai Rp610 triliun selama 2019, tumbuh 10 persen yoy serta didukung 32,4 juta registered e-channel user yang tumbuh 11,1 persen yoy. Alhasil, kini, Mandiri Online telah memiliki 3,23 juta pengguna aktif.