Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani membanggakan kinerja keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sepanjang tahun lalu.
Pada 2019, BRI menghasilkan laba senilai Rp34,41 triliun. Laba tersebut, menurutnya, mengindikasikan kinerja sektor keuangan yang cukup memuaskan di tengah tantangan penerimaan negara.
Seperti diketahui, pertumbuhan sektor pengolahan mengalami pertumbuhan minus 1 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mampu tumbuh sebesar 10 persen.
Kondisi serupa juga terjadi pada sektor pertambangan yang terkontraksi 20 persen. Sementara itu, sektor konstruksi memang mengalami peningkatan pertumbuhan tetapi hanya 3 persen atau jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang tumbuh sebesar 6 persen.
Sektor jasa keuangan mampu tumbuh 7 persen. Meskipun tergolong tinggi, angka ini diakuinya lebih lemah dibandingkan tahun lalu yang pertumbuhan sektor jasa keuangan mampu mencapai 11 persen.
"Jasa keuangan, terutama BRI, dengan keuntungan dan deviden yang siap disetor ke saya, saya senang. Sektor keuangan tumbuh dan kontribusi pajak yang hebat," katanya dalam BRI Group Economic Forum 2020, Rabu (29/1/2020).
Baca Juga
Sri Mulyani pun sempat berkelakar meminta BRI untuk terus meningkatkan kinerja agar menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.
"Saya minta BRI punya keuntungan baik, supaya bisa bayar pajak dan dividen ke saya, intermezo ya. Kita tidak bisa bikin acara gini kalau dia [BRI] tidak sehat," katanya.
Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan shareholder terbesar BRI adalah Kementerian Keuangan. Dengan laba yang diperoleh BRI senilai Rp34,4 triliun pada 2019, pihaknya siap membagikan dividen.
"Dalam satu tahun laba kami mencapai Rp34,4 triliun, atau tumbuh 6,2 persen," katanya.