Bisnis.com, JAKARTA — Penurunan investasi PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri telah mengemuka dalam rapat dengar pendapat dengan DPR RI. Rugi investasi juga disampaikan ke anggota dewan yang mencapai triliunan Rupiah. Meski begitu, perusahaan yang mengurus uang pensiun prajurit TNI, Kepolisian dan ASN Kementerian pertahanan itu belum menerbitkan laporan keuangannya sejak 2018. Lalu, bagaimana kinerja keuangan teranyar dari asuransi wajib itu?
Kinerja keuangan Asabri meski belum dalam bentuk laporan keuangan akhirnya dijabarkan oleh Direktur Utama Asabri Sonny Widjadja dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XI DPR RI pada Rabu (29/1/2020) lalu. Berdasarkan dokumen keuangan Asabri yang diperoleh, perseroan mencatatkan premi Rp1,47 triliun pada 2019 atau naik 6,11% (year-on-year/yoy) dari Rp1,38 triliun pada 2018. Dalam laporan keuangan terakhir yang dipublikasikan Asabri, yakni pada 2017, jumlah premi senilai Rp1,39 triliun.
Klaim yang dibayarkan Asabri pada 2019 tercatat senilai Rp1,37 triliun. Jumlah tersebut meningkat 1,62% (yoy) dibandingkan dengan 2018 senilai Rp1,35 triliun dan meningkat dari 2017 senilai Rp1,34 triliun. Pembayaran klaim ini sepenuhnya berasal dari dana yang diperoleh dari APBN untuk kemudian disalurkan kepada para pensiunan. Perusahaan mengambil jasa atas biaya pengelolaan.
Sementara itu, untuk investasi yang dilakukan perusahaan terjadi penurunan signifikan.Total aset anjlok menjadi Rp9,54 triliun pada 2019. Artinya jumlah ini menyusut 45,14% (yoy) dari Rp17,39 triliun pada 2018.
Aset non investasi Asabri pun mengalami penurunan. Pada 2019 jumlahnya tercatat senilai Rp1,69 triliun atau merosot 47,94% (yoy) dibandingkan dengan 2018 senilai Rp2,55 triliun.
Alhasil, total aset Asabri tercatat merosot hingga 35,12% (yoy) menjadi Rp30,84 triliun pada 2019, dari 2018 senilai Rp47,54 triliun.
Baca Juga
Selain penurunan aset investasi, kinerja hasil investasi Asabri pun tercatat rugi besar. Pada 2019, Asabri mencatatkan kerugian investasi Rp4,94 triliun, berbeda dengan 2018 yang mencatatkan laba hasil investasi Rp1,31 triliun dan 2017 senilai Rp 1,85 triliun.
Menurut Sonny, pada 2019 pihaknya mencatatkan unrealized loss saham senilai Rp5,2 triliun tetapi memperoleh pendapatan dari reksa dana senilai Rp197,2 miliar.
"Penurunan ini terjadi karena nilai saham dan reksa dana yang menurun," katanya.
Dari pengelolaan investasi ini secara total, Asabri mengalami kerugian Rp6,21 triliun pada 2019. Akibatnya rasio kecukupan klaim atas modal atau risk based capital (RBC) menjadi -571,17% pada 2019 dan diperkirakan akan membengkak menjadi -643,49% pada 2020.