Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Karmaka Surjaudaja, Jatuh Bangun NISP Hingga ke Pelukan OCBC

Pada 1997, Karmaka mengalihkan kepemimpinan kepada putranya, Pramukti Surjaudaja, yang saat itu sudah menjabat sebagai managing director. Dengan dipandu Karmaka, Pramukti mampu melewati krisis finansial pada 1998 tanpa memperoleh bantuan dari pemerintah.
Karmaka Surjaudaja. OCBC NISP
Karmaka Surjaudaja. OCBC NISP

Bisnis.com, JAKARTA – Karmaka Surjaudaja jatuh bangun dalam mengembangkan bisnis Bank NISP yang kini bernama PT Bank OCBC NISP Tbk. Bankir kawakan yang tutup usia hari ini, 85 tahun, mampu menjaga NISP melalui tiga zaman. Meskipun pada akhirnya dilepas ke pemodal Singapura, OCBC Group.

Bank yang didirikan pada 4 April 1941 ini tak lepas dari sosok Karmaka. Seperti dilansir dari situs resmi perseroan, karir Karmaka di NISP berawal pada 1963. Saat dia diberikan amanah sebagai Direktur Operasional yang didirikan oleh bapak mertuanya.

Dia menerima tongkat estafet saat kondisi krisis. Pemerintah mengambil kebijakan sanering dengan memotong nilai rupiah dari Rp1.000 menjadi Rp1. Peristiwa ini merupakan tantangan besar yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh seluruh bank di Indonesia.

Masyarakat pun kehilangan kepercayaan terhadap bank sehingga banyak perusahaan yang mengalami kehancuran. NISP harus menutup beberapa kantor cabangnya. Seiring dengan perekonomian Indonesia yang mulai pulih NISP bisa melewati krisis pada 1968.

Pada 1997, Karmaka mengalihkan kepemimpinan kepada putranya, Pramukti Surjaudaja, yang saat itu sudah menjabat sebagai managing director. Dengan dipandu Karmaka, Pramukti mampu melewati krisis finansial pada 1998 tanpa memperoleh bantuan dari pemerintah.

Walaupun telah menyerahkan posisi presiden direktur kepada Pramukti, Karmaka tetap memegang jabatan sebagai presiden komisaris di NISP selama 1997-2008.

Namun, pada April 2004 keluarga Surjaudaja melepas kepemilikan saham kepada OCBC Bank Singapura sebesar 22,5 persen. Desember 2004, divestasi saham NISP berlanjut hingga kepemilikan OCBC Bank meningkat menjadi 51 persen.

Tidak ada alasan kuat mengenai divestasi saham tersebut. "Hal ini akan memberi manfaat lebih kepada para nasabah, karyawan, investor dan stakeholders karena NISP menjadi lebih terjamin dari segi keuangan, kepemilikan dan pelayanan," kata Pramukti, kala itu dalam siaran pers.

Pada tahun-tahun berikutnya OCBC Bank Singapura menaikkan kepemilikan sahamnya di NISP. Bahkan, bank tersebut juga membeli saham milik lembaga lain seperti International Finance Corporation (IFC), Grup Bank Dunia, pada Juli 2010, sebesar 7,17 persen.

Hingga kini OCBC Bank menguasai 85,08 persen saham, sedangkan Karmaka Surjaudaja hanya menyisakan 0,03% saham di NISP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper