Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan-perusahaan asuransi umum yang memasarkan produk asuransi kesehatan dinilai perlu memperhatikan pengelolaan asetnya seiring ditemukannya pasien yang terjangkit virus corona di Indonesia.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menilai bahwa perusahaan asuransi umum perlu meninjau terus perkembangan kondisi terkait penyebaran virus tersebut untuk menentukan pengaturan asetnya.
Hal tersebut khususnya berlaku bagi perusahaan-perusahaan asuransi umum yang memasarkan asuransi kesehatan. Perkembangan kasus corona, menurutnya, dapat berpengaruh terhadap strategi pengelolaan aset dari produk asuransi kesehatan setiap perusahaan.
"Dinamika pasar bisa berpengaruh terhadap perencanaan yang sudah dibuat," ujar Dody kepada Bisnis, Senin (2/3/2020).
Dia menjelaskan bahwa perusahaan asuransi umum tentu sudah mempersiapkan cadangan premi dari polis asuransi kesehatan sesuai perhitungan aktuaria. Pencadangan pun telah memperhitungkan kemungkinan jika terdapat kondisi risiko katastropik.
Selain mengantisipasi pengelolaan aset, Dody pun menilai bahwa dalam menghadapi kondisi penyebaran virus COVID-19 seperti saat ini, perusahaan asuransi haru mendorong upaya-upaya preventif kepada nasabahnya agar selalu hidup sehat.
Baca Juga
"Yang kemudian perlu dilakukan oleh penerbit polis asuransi kesehatan adalah melakukan upaya-upaya preventive agar peserta asuransi dapat hidup sehat atau menjalankan pola hidup sehat sehingga tidak terjangkit penyakit, serta mengurangi potensi biaya-biaya kesehatan karena sakit," ujar dia.
Pada Senin (2/3/2020), pemerintah menyatakan adanya dua orang warga Indonesia yang positif terjangkit virus corona. Keduanya merupakan perempuan berusia 64 tahun dan putrinya yang berusia 31 tahun.
“Tapi perlu saya sampaikan bahwa sejak awal pemerintah benar-benar mempersiapkan. Persiapan rumah sakit lebih dari 100 dengan ruang isolasi dengan standar isolasi yang baik,” ujar Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (2/2/2020).
Adapun terkait dengan pencegahan Jokowi memastikan telah menjaga 135 pintu masuk ke Indonesia baik darat maupun udara. Pemerintah memastikan telah memiliki alat pendeteksi sesuai dengan protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).