Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Berisiko Melambat, Bank Tak Buru-Buru Pangkas Target Kredit

Industri perbankan masih belum merevisi target pertumbuhan kredit meskipun pemerintah telah mengumumkan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi yang akan berada di angka 2,3 persen.
Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja (kedua kiri) melihat produk perbankan digital saat membuka BCA Expoversary 2020 di Indonesia Convention Exebation, Tangerang, Banten, Jumat (21/2/2020)./ ANTARA - Muhammad Iqbal
Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja (kedua kiri) melihat produk perbankan digital saat membuka BCA Expoversary 2020 di Indonesia Convention Exebation, Tangerang, Banten, Jumat (21/2/2020)./ ANTARA - Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan masih belum merevisi target pertumbuhan kredit meskipun pemerintah telah mengumumkan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi yang akan berada di angka 2,3 persen.

Adapun Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko turun dalam menjadi 2,3 persen pada skenario berat. Kondisi ini berlanjut menjadi minus 0,4 persen dalam skenario sangat berat.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya akan menunggu sampai Juni atau semester I/2020 berakhir untuk melakukan revisi rencana bisnis bank (RBB). Hal tersebut dilakukan untuk membuat revisi target RBB dapat dipastikan tanpa perubahan dua kali.

“Nanti Juni saja lihat, supaya jangan sekarang diubah nanti diubah lagi, jadi kerja 2 kali kan?," katanya kepada Bisnis, Kamis (2/4/2020).

Adapun selama 2019, BCA telah menyalurkan kredit sebesar Rp603,743 triliun atau tumbuh 9,5 persen dibandingkan tahun lalu. Rasio kredit bermasalah (NPL) Gross tercatat sebesar 1,3 persen dan NPL Net 0,5 persen.

Berdasarkan laporan keuangan bulanan, BCA mencatatkan realisasi kredit hingga Februari 2020 sebesar Rp574,897 triliun atau bertumbuh sebesar Rp1,808 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan ini jauh lebih rendah dibandingkan laporan keuangan Februari 2019, dengan pertumbuhan kredit sebesar Rp3,38 triliun.

Sebelumnya, dalam beberapa kali kesempatan, Jahja menyebutkan pertumbuhan kredit secara industri perbankan pada tahun ini kemungkinan akan sebesar 6 persen. Namun, BCA tetap optimistis mampu mencapai target pertumbuhan kredit sebesar 5 persen hingga 7 persen.

Menurutnya, BCA siap melakukan antisipasi atas dampak tersebut berupa stand by loan. Langkah tersebut disiapkan terutama pada nasabah yang memerlukan dana ekstra karena harus menambah bahan baku tetapi perlu juga peningkatan pembiayaan. Apalagi, dampak COVID-19 akan mempengaruhi kecukupan bahan baku kegiatan produksi.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan pihaknya akan merevisi target kredit seiring dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang terkena dampak COVID-19.

Namun, revisi kredit tersebut tidak berarti membuat Bank Mandiri tidak ekpansif melainkan cenderung lebih selektif dalam melakukan ekspansi. “Kalau pertumbuhan kredit tentu kami akan ada revisi ke depan melihat kondisi saat ini tentu akan kami revisi,” katanya, Rabu (1/4/2020).

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan bank memang harus merevisi RBB yang memang sebaiknya dilakukan setelah melihat perkembangan semester I/2020.

Meskipun hingga saat ini bank belum merevisi target kredit, kinerja tetap dilakukan dengan berdasarkan rujukan sendiri, meskipun belum dituangkan dalam RBB.

Piter memperkirakan proyeksi pertumbuhan kredit pada tahun ini akan berada di kisaran 5 persen sampai 6 persen. “Saya sependapat bank untuk melihat dulu perkembangan hingga semester I, setidaknya untuk mengurangi ketidakpastian,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper