Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Kredit Bermasalah di Daerah-Daerah Ini Akan Meningkat pada Kuartal II/2020

Rasio kredit bermasalah perbankan diperkirakan akan semakin meningkat pada kuartal II/2020, terutama pada daerah yang mengalami pertumbuhan ekonomi di bawah pertumbuhan nasional.
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Rasio kredit bermasalah perbankan diperkirakan akan semakin meningkat pada kuartal II/2020, terutama pada daerah yang mengalami pertumbuhan ekonomi di bawah pertumbuhan nasional.

Kepala Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan kinerja perbankan memang masih tumbuh positif hingga Februari 2020. Namun, pertumbuhan positif tersebut dicapai sebelum Covid-19 mempengauhi kondisi ekonomi Indonesia.

Pada akhirnya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) masih terjaga dan dana pihak ketiga (DPK) maupun kredit masih bertumbuh. Meskipun demikian, indikasi perlambatan pertumbuhan DPK dan kredit sudah menujukkan tanda-tanda yang terlihat dari pertumbuhan yang hanya single digit.

Ryan memerinci, selama Februari 2020, sejumlah daerah masih menunjukkan pertumbuhan kredit yang positif seperti Jawa, Sumatera, maupun Kalimantan yang bahkan mencapai pertumbuhan kredit di atas 15 persen. Namun secara keseluruhan, pertumbuhan kredit di semua wilayah Indonesia mencapai kurang lebih 5 persen.

“Awalnya kondisi keuangan kita masih sehat sampai Februari 2020, jangan lupa itu angka-angka sebelum Covid memasuki ekonomi Indonesia,” katanya, Selasa (5/5/2020).

Menurutnya, sebelum Covid-19, angka NPL sudah mulai merangkak naik pada Februari 2020. Secara gross, NPL memang belum mencapai 3 persen atau tepatnya sebesar 2,79 persen dengan NPL net 1,04 persen, lebih rendah dari threshold NPL bank 5 persen.

Namun, sejumlah sektor pada periode Februari 2020 sudah mulai menguning yakni sektor perdagangan dan manufaktur.

Dengan kondisi tersebut, provinsi yang memiliki nilai NPL sudah memerah atau tinggi, akan semakin naik lagi pada kuartal II/2020. Apalagi, pertumbuhan ekonomi nasional hanya tumbuh 2,79 persen pada kuartal I/2020 (YoY) atau jauh dibawah target yang sebesar 4,5 persen hingga 4,7 persen.

Adapun wilayah dengan pertumbuhan ekonomi terendah di bawah nasional yakni Bali dan Nusa Tenggara serta Maluku dan Papua. Bahkan, pertumbuhan Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara pada kuartal I/2020 mencapai 0,9 persen yoy.

“Daerah yang di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, lonjakan NPL akan lebih kencang daripada daerah lain,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper